Show simple item record

dc.contributor.advisorErmawati, Wita Juwita
dc.contributor.advisorAnggraeni, Lukytawati
dc.contributor.authorOctavian, Hieta
dc.date.accessioned2025-08-12T07:26:23Z
dc.date.available2025-08-12T07:26:23Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168838
dc.description.abstractIndustri perbankan syariah di Indonesia mengalami momentum penting dengan dilakukannya merger tiga bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) pada Februari 2021. Salah satu alasan utama merger adalah rendahnya penetrasi perbankan syariah terhadap industri keuangan nasional yang hanya menyumbang sekitar 6% dari total aset perbankan nasional di tahun 2019. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, memperluas skala usaha, serta memperkuat daya saing di tingkat nasional dan global. Merger tersebut juga menjadi strategi pemerintah untuk menjadikan BSI sebagai lokomotif pertumbuhan industri keuangan syariah nasional, dengan target masuk dalam jajaran Top 5 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar dengan target aset mencapai 1.000 triliun pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut perlu melakukan analisis kinerja keuangan secara menyeluruh, sehingga dapat diketahui sejauh mana merger berdampak positif dan strategi apa yang perlu dijalankan untuk penguatan kinerja keuangan di masa depan. Keberhasilan merger tidak hanya diukur dari pertumbuhan aset atau ekspansi jaringan, tetapi juga dari integrasi, sinergi, dan profitabilitas, di mana integrasi menjadi fondasi utama. Evaluasi kinerja pascamerger memerlukan indikator komprehensif seperti model CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) untuk mengevaluasi kesehatan bank dari berbagai aspek strategis dan operasional. Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis perubahan kinerja keuangan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebelum dan sesudah merger dengan menggunakan pendekatan indikator CAMELS 2) Merumuskan strategi penguatan kinerja keuangan BSI pascamerger. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Primer, dikumpulkan melalui kuisioner ditujukan bagi responden ahli atau expert judgment, yaitu dengan melibatkan praktisi dan akademisi berjumlah 6 (enam) orang di bidang perbankan syariah untuk menilai bobot dan rating pada analisis SWOT menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) 2) Data Sekunder, berupa laporan keuangan tahunan bank peserta merger yaitu BRIS, BNIS, BSM dan BSI. Data yang didapat kemudian diolah menggunakan analisis uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 11 rasio kinerja keuangan, delapan mengalami perubahan signifikan, yaitu NPF, NPM, NIM, NOM, BOPO, DPK, ROA, dan ROE, sedangkan FDR, CAR, dan PDN relatif stabil. Strategi yang direkomendasikan adalah strategi S–O yang memanfaatkan skala ekonomi, kekuatan modal, kapabilitas digital, dan jaringan remitansi internasional untuk mendorong diversifikasi pembiayaan pada sektor prioritas. Temuan ini menunjukkan bahwa merger memberikan dampak positif terhadap sebagian besar aspek kinerja keuangan BSI, namun optimalisasi fungsi intermediasi, inovasi produk, efisiensi operasional, dan penguatan SDM tetap menjadi agenda penting untuk keberlanjutan pertumbuhan di masa depan
dc.description.abstractIndonesia’s Islamic banking industry reached a pivotal moment with the merger of three state-owned Islamic banks into Bank Syariah Indonesia (BSI) in February 2021. One of the primary drivers of this merger was the low penetration of Islamic banking within the national financial sector, contributing only around 6% of total national banking assets in 2019. The merger was expected to enhance efficiency, expand operational scale, and strengthen competitiveness both domestically and globally. It was also part of the government’s strategy to position BSI as the locomotive of the national Islamic finance industry, with the ambition of becoming one of the Top 5 Global Islamic Banks in terms of market capitalization and achieving total assets of IDR 1,000 trillion by 2030. Achieving this target requires a comprehensive analysis of financial performance to assess the extent of the merger’s positive impact and to formulate strategies for sustaining and enhancing post-merger performance. Merger success cannot be solely assessed through quantitative measures such as asset growth or branch expansion, but also through integration, synergy, and profitability, with integration serving as the fundamental pillar. Post-merger performance evaluation thus requires comprehensive indicators such as the CAMELS model (Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, and Sensitivity to Market Risk), which is widely adopted by regulators to assess bank soundness across strategic and operational dimensions. This study aims to: (1) analyze changes in BSI’s financial performance before and after the merger using CAMELS indicators, and (2) formulate strategies to strengthen BSI’s financial performance in the post-merger period. The study employs both primary and secondary data. Primary data were collected through questionnaires administered to expert respondents, involving six practitioners and academics in Islamic banking, to determine the weights and ratings for the SWOT analysis using the Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) matrices. Secondary data comprised annual financial reports of the merging banks—BRIS, BNIS, BSM—and BSI. Data were analyzed using the paired t-test to examine pre- and post-merger differences. The results reveal that out of 11 financial performance ratios, eight showed significant changes NPF, NPM, NIM, NOM, BOPO, DPK, ROA, and ROE while FDR, CAR, and PDN remained relatively stable. The recommended strategy is an S–O approach that leverages economies of scale, strong capital, digital capabilities, and an international remittance network to drive diversified financing in priority sectors. These findings indicate that the merger had a positive impact on most aspects of BSI’s financial performance, although optimization of intermediation functions, product innovation, operational efficiency, and human capital development remain critical agendas for sustainable growth.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleSTRATEGI PENGUATAN KINERJA KEUANGAN PASCAMERGER BANK SYARIAH INDONESIA (BSI)id
dc.title.alternativePost-Merger Financial Performance Enhancement Strategy of Bank Syariah Indonesia (BSI)
dc.typeTesis
dc.subject.keywordkinerja keuanganid
dc.subject.keywordSWOTid
dc.subject.keywordCAMELSid
dc.subject.keywordIFE/EFEid
dc.subject.keywordMERGER BANKid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record