Pengaruh Marketing Mix, Corporate Branding, dan Brand Awareness terhadap Brand Loyalty pada Klinik Kecantikan XYZ
Abstract
Industri klinik kecantikan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat
dalam beberapa tahun terakhir, yang mendorong meningkatnya persaingan antar
merek. Meskipun Klinik XYZ dikenal luas melalui layanan hair removal, klinik ini
belum berhasil meraih posisi sebagai top brand dalam kategori perawatan wajah,
sehingga diperlukan penguatan posisi merek di segmen tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh Marketing Mix, Corporate Branding, dan
Brand Awareness terhadap Brand Loyalty, dengan studi kasus pada Klinik XYZ.
Penelitian dilakukan pada Mei – Juni 2025 menggunakan pendekatan
kuantitatif eksplanatori dengan teknik survei daring terhadap 229 responden di
wilayah Jabodetabek. Data dianalisis menggunakan metode Partial Least Squares
Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan pendekatan Embedded Two-
Stage (reflective–reflective). Dari tujuh dimensi Marketing Mix, hanya empat yang
memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas untuk dianalisis lebih lanjut, yaitu:
product, price, promotion, dan people.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Marketing Mix berpengaruh signifikan
terhadap Brand Awareness, Corporate Branding, dan Brand Loyalty. Corporate
Branding berpengaruh signifikan terhadap Brand Awareness, namun tidak
langsung terhadap Brand Loyalty. Sementara itu, Brand Awareness berpengaruh
signifikan terhadap Brand Loyalty dan memediasi sebagian hubungan antara
Marketing Mix dan Brand Loyalty, serta sepenuhnya memediasi pengaruh
Corporate Branding terhadap Brand Loyalty.
Implikasi manajerial meliputi penguatan citra Klinik XYZ sebagai penyedia
layanan perawatan wajah melalui diferensiasi produk, strategi promosi yang
informatif dan konsisten, peningkatan profesionalisme staf, serta penerapan
program loyalti berbasis insentif. Penelitian ini menyoroti pentingnya
menyelaraskan persepsi kualitas layanan dengan strategi komunikasi merek untuk
mempertahankan loyalitas pelanggan.
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada cakupan objek tunggal dan belum
melibatkan variabel mediasi tambahan yang dapat menjelaskan mekanisme
hubungan antara citra merek dan loyalitas pelanggan. Studi lanjutan disarankan
untuk mengeksplorasi peran brand trust, emotional attachment, atau service
experience sebagai mediasi tambahan, serta menggunakan pendekatan mixedmethod
dan cakupan objek yang lebih luas guna meningkatkan generalisasi temuan. The beauty clinic industry in Indonesia has experienced significant growth in
recent years, intensifying competition among brands. Although Klinik XYZ is
widely recognized for its hair removal services, the brand has yet to secure a top
position in the facial skincare category, indicating the need to strengthen its market
positioning in that segment. This study aims to examine the effects of the Marketing
Mix, Corporate Branding, and Brand Awareness on Brand Loyalty, using Klinik
XYZ as a case study.
The research was conducted between May and June 2025 using a quantitative
explanatory approach. Data were collected through an online questionnaire from
229 respondents in the Greater Jakarta area. The data analysis employed Partial
Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with an Embedded Two-
Stage reflective–reflective approach. Of the seven dimensions of the Marketing
Mix, only four met the validity and reliability criteria for further analysis: product,
price, promotion, and people.
The findings show that the Marketing Mix significantly influences Brand
Awareness, Corporate Branding, and Brand Loyalty. Corporate Branding has a
significant effect on Brand Awareness but does not directly influence Brand
Loyalty. Meanwhile, Brand Awareness significantly affects Brand Loyalty and
partially mediates the relationship between the Marketing Mix and Brand Loyalty,
while fully mediating the relationship between Corporate Branding and Brand
Loyalty.
Managerial implications include strengthening Klinik XYZ’s image as a
facial skincare service provider through product differentiation, informative and
consistent promotional strategies, enhanced staff professionalism, and the
implementation of incentive-based loyalty programs. The study highlights the
importance of aligning service quality perceptions with brand communication
strategies to sustain customer loyalty.
This research is limited to a single case study and does not include additional
mediating variables that may explain the mechanism between brand image and
customer loyalty. Future studies are recommended to explore the roles of brand
trust, emotional attachment, or service experience as additional mediators, and to
adopt mixed-method approaches with a broader scope to enhance the
generalizability of the findings.
Collections
- MT - Economic and Management [3180]
