| dc.contributor.advisor | Indrawan, Raden Dikky | |
| dc.contributor.advisor | Saptono, Imam Teguh | |
| dc.contributor.author | Ariyanto, Mohammad Adhi | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-10T06:16:14Z | |
| dc.date.available | 2025-08-10T06:16:14Z | |
| dc.date.issued | 2025 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168543 | |
| dc.description.abstract | Perubahan global yang dipicu oleh faktor lingkungan, teknologi, preferensi konsumen, hingga dinamika geopolitik menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dan menyesuaikan model bisnis mereka. Pengelolaan terhadap faktor-faktor intangible yang beresiko terhadap keberlanjutan bisnis terus dilakukan. Dalam kondisi saat ini, faktor-faktor tersebut dikenal sebagai environment, social dan governance (ESG). Diantara ketiga faktor tersebut, lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh karena terkait dengan perubahan iklim di masa yang akan datang. Negara-negara di dunia telah menyepakati Paris Agreement dalam rangka melakukan aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu agenda Indonesia dalam hal ini adalah moratorium PLTU dan pemberian konsesi tambang batubara baru.
PT Prima Multi Mineral (PMM), sebagai sebuah perusahaan perdagangan batubara, ikut terdampak akibat kebijakan ini. Kinerja bisnisnya akan terganggu di masa depan, sehingga diperintahkan oleh pemegang saham agar menjajaki bisnis baru di bidang perdagangan mineral. Oleh karena itu PMM perlu merumuskan strategi untuk mengembangkan bisnis perdagangan mineral mulai saat ini.
Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan bisnis PMM untuk menentukan langkah selanjutnya dalam memulai bisnis baru perdagangan mineral. Analisis industry foresight dilakukan untuk melihat apakah bisnis perdagangan mineral emas dan nikel masih bertahan di masa depan. Selanjutnya untuk menilai lingkungan industri makro dan eksternal, digunakan alat analitis PESTEL dan Porter’s Five Forces, sementara untuk analisis internal menggunakan kerangka kerja analisis VRIO. Alternatif strategis dirumuskan melalui pendekatan SWOT sehingga didapatkan alternatif strategi yang bisa dilakukan, dan urutan prioritas strategi ditentukan menggunakan metode hybrid AHP-SWOT (A’WOT).
Foresight menunjukkan bahwa emas dan nikel akan terus mengalami permintaan yang meningkat, menjadikannya layak bagi PMM untuk masuk ke bisnis perdagangan mineral. Faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah ancaman rendah dari pesaing baru, yang dianggap sebagai peluang utama. Sebaliknya, kurangnya diferensiasi pembeli dianggap sebagai ancaman. Faktor internal yang paling berpengaruh adalah efisiensi perusahaan join venture internasional yang berbasis di Singapura, yang berfungsi sebagai kekuatan utama untuk masuk ke bisnis baru. Di sisi lain, manajemen account receivable menjadi kelemahan utama.
Diperoleh delapan strategi pengembangan bisnis dari hasil SWOT. Urutan prioritas strategis untuk pengembangan bisnis perdagangan mineral yang pertama adalah optimalisasi anak usaha join venture berbasis di Singapura sebagai pusat pengembangan dan perdagangan internasional. Sedangkan yang kedua adalah penguasaan kompetensi perdagangan mineral dari hulu ke hilir dan kelengkapannya dengan penerapan teknologi. | |
| dc.description.abstract | Global changes triggered by environmental factors, technology, consumer preferences, and geopolitical dynamics require companies to continuously innovate and adapt their business models. Management of intangible factors that pose risks to business sustainability must be implemented. In the current context, these factors are known as environmental, social, and governance (ESG) factors. Among these three factors, the environment is the most influential due to its connection to future climate change. Countries around the world have ratified the Paris Agreement to take mitigation and adaptation actions against climate change, including Indonesia. One of Indonesia's agendas in this regard is a moratorium on coal-fired power plants and the granting of new coal mining concessions.
PT Prima Multi Mineral (PMM), as a coal trading company, is affected by this policy. Its business performance will be disrupted in the future, so shareholders have instructed it to explore new businesses in the mineral trading sector. Therefore, PMM needs to formulate a strategy to develop its mineral trading business starting now.
The purpose of this study is to analyze PMM's business development strategy to determine the next steps in starting a new mineral trading business. Furthermore, an analysis of external and internal factors influencing the mineral trading business development strategy is conducted, alternative strategies are formulated, and the appropriate priority order for business strategies is determined.
Industry foresight analysis is conducted to assess whether the gold and nickel mineral trading business will remain viable in the future. Furthermore, to assess the macro and external industry environment, the PESTEL and Porter's Five Forces analytical tools were used, while the VRIO analysis framework was used for internal analysis. Strategic alternatives were formulated through the SWOT approach to obtain feasible strategic alternatives, and the priority order of strategies was determined using the hybrid AHP-SWOT (A'WOT) method.
The results indicate that gold and nickel will continue to experience increasing demand, making it worthwhile for PMM to enter the mineral trading business. The most influential external factor is the low threat from new competitors, which is considered the primary opportunity. Conversely, the lack of buyer differentiation is seen as a threat. The most influential internal factor is the efficiency of the international joint venture company based in Singapore, which serves as the primary strength for entering the new business. On the other hand, accounts receivable management is the main weakness.
Eight business development strategies were derived from the SWOT analysis. The first strategic priority for developing the mineral trading business is to optimize the Singapore-based joint venture subsidiary as a center for international development and trade. The second is to master mineral trading competencies from upstream to downstream and complement them with technology implementation. | |
| dc.description.sponsorship | | |
| dc.language.iso | id | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Strategi Pengembangan Bisnis Perdagangan Mineral (Studi Kasus PT Prima Multi Mineral). | id |
| dc.title.alternative | Business Development Strategy for Mineral Trading (Case Study of PT Prima Multi Mineral) | |
| dc.type | Tesis | |
| dc.subject.keyword | AHP | id |
| dc.subject.keyword | Industry Foresight | id |
| dc.subject.keyword | perancangan strategi bisnis | id |
| dc.subject.keyword | SWOT | id |
| dc.subject.keyword | Business strategy | id |
| dc.subject.keyword | Perdagangan Mineral | id |
| dc.subject.keyword | Mineral Trading | id |