Show simple item record

dc.contributor.authorUtomo, Yudi Eko
dc.date.accessioned2010-05-08T20:13:29Z
dc.date.available2010-05-08T20:13:29Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16848
dc.description.abstractIndonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi alam yang besar, terutama pada potensi perairan yang luas. Pemanfaatan lahan budidaya tawar telah lama dilakukan oleh petani ikan secara tradisional. Beberapa jenis ikan yang sering dibudidayakan antara lain mas, gurame, patin, lele, tawes dan masih banyak lagi. Untuk budidaya air tawar ikan mas tetap menempati urutan teratas dalam hal permintaan dari konsumen. Dengan nilai ekonomis yang tinggi itulah maka para petani berusaha mengembangkan budidaya ikan mas secara intensif. Daerah atau lingkungan hidup ikan mas adalah daerah dengan ketinggian antara 150 - 600 m dari permukaan laut. Kisaran suhu optimum untuk pemeliharaan ikan ini adalah antara 20°_ 30°C, dan untuk pH berkisar dari 7,0 - 8,0. lkan mas memiliki toleransi yang tinggi baik terhadap lingkungan ataupun tingkah lakunya. Dalam budidaya ikan mas sering ditemui kendala hama dan penyakit yang berpengaruh pada tingkat produksinya. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang biasanya dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang mendadak. Seperti contoh penyakit bercak merah yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila terjadi pada perubahan musim hujan ke musim kering. Adanya perubahan pada lingkungan tentu membawa pengaruh pada perubahan kualitas perairan yang menjadi pemicu timbulnya penyakit ini. Penyakit bercak merah menyebabkan kematian yang tinggi terutama pada ikan yang terserang. Gejala awal yang dapat dikenali adalah terjadinya luka atau perdarahan di sekitar sirip punggung, dada, dan perut. Terjadi ulser pada urat daging dan adanya asites yang berisi cairan berwarna kuning. Pada gejala tingkah laku kehilangan keseimbangan dan nafsu makan berkurang dan diakhiri dengan kematian. Sebagai alternatif untuk menjaga kelangsungan hidup ibn mas yang dibudidaya maka diperlukan upaya pengendalian penyebaran penyakit ini. Ada beberapa cara yang telah diambil seperti pengobatan dengan antibiotik dan dengan pemberian kekebalan pada ibn. Preparasi pembuatan vaksin dibuat dengan melemahkan / mematikan bakteri Aeromonas hydrophi/a dengan pemanasan pada suhu 60°C selama 30 menit dengan dua kali perlakuan yang sama. Pemanasan dilakukan pada penangas air, selanjutnya dicampurkan pada pakan pellet.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleUji lapang vaksin Aeromonas hydrophiJa terhadap lkan Mas ( Cyprinns carpio) melalui pakan pellet bervaksinid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record