Analisis Tingkat Perkembangan Kecamatan, Ketimpangan Infrastruktur dan Komoditas Unggulan Pertanian-Perikanan di Provinsi Kalimantan Utara
Date
2025Author
Alifah, Safira Nur
Rustiadi, Ernan
Pravitasari, Andrea Emma
Metadata
Show full item recordAbstract
Pembangunan wilayah merupakan suatu proses menuju kondisi yang lebih
baik dengan pengelolaan sumberdaya sebagai modal untuk kelangsungan hidup
masyarakat saat ini dan generasi selanjutnya. Setiap wilayah memiliki tujuan dan
indikator pembangunan yang harus dipenuhi sebagai ukuran capaian pembangunan.
Namun, pembangunan tidak selalu berdampingan dengan pemerataan
pembangunan. Ketidakmerataan dalam implementasi pembangunan dapat
mengakibatkan isu kesenjangan dan ketimpangan di daerah. Arahan pembangunan
wilayah yang baik juga harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan peluang,
potensi dan karakteristik di wilayah tersebut, seperti memahami mengenai
komoditas unggulan yang kemungkinan dapat dikembangkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan dan ketimpangan wilayah di
Kalimantan Utara pasca 10 tahun pemekaran, sekaligus untuk mengetahui
komoditas unggulan pertanian yang dapat diutamakan untuk mendukung
pembangunan melalui peningkatan perekonomian di wiilayah tersebut. Untuk
mencari tingkat perkembangan wilayah digunakan analisis skalogram yang
mengkatoegorikan kecamatan-kecamatan di Kalimantan Utara menjadi 3 tingkatt
hirarki. Kemudian, untuk menganalisis ketimpangan wilayah digunakan analisis
theil entropy yang menghasilkan nilai ketimpangan antar kecamatan dan antar
kabupatten. Dari hasil kedua output tersebut dapat ditentukan kecamatan yang harus
menjadi prioritas pembangunan, yaitu kecamatan dengan tingkat pekembangan
rendah dan nilai ketimpangan yang tinggi. Selanjutnya adalah menganalisis
komoditas unggulan pertanian, yaitu komoditas tanaman pangan, hortikultura,
buah-buahan, perkebunan, dan perikanan. Hasil dari penelitian meyatakan bahwa
53% kecamatan di Kalimantan Utara mengalami stagnasi dan tetap terbelakang,
sebagian besar kecamatan tertinggal berada di wilayah perbatasan (Malinau &
Nunukan). Sedangkan Tarakan merupakan wilayah yang sangat berkembang.
Kemudian, Kabupaten Nunukan adalah kontributor terbesar terhadap disparitas luas
antar kecamatan dengan tren yang memburuk, sementara Kota Tarakan adalah
daerah dengan disparitas internal yang secara konsisten rendah. Secara keseluruhan,
Kabupaten Malinau sebagai kontributor ketimpangan paling tinggi di Kalimantan
Utara. Kabupaten Bulungan menjadi wilayah yang memiliki jenis komoditas
unggulan paling banyak. Sedangkan Kabupaten Tana Tidung memiliki jenis yang
paling sedikit, namun produksi kelapa sawit yang paling tinggi di Kalimantan Utara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah
kabupaten/kota di Kalimantan Utara serta pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
untuk mengoptimalkan sumberdaya-nya.
Collections
- MT - Economic and Management [3180]
