Strategi Peningkatan Pendapatan Non-farebox di PT LRT Jakarta dengan Fokus pada Pengembangan Bisnis Periklanan
Date
2025Author
Dewantoro, Fajar Handoko
Indrawan, Raden Dikky
Rifin, Amzul
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi peningkatan pendapatan non- farebox di PT LRT Jakarta, khususnya melalui pengembangan bisnis periklanan. Penurunan tajam pendapatan iklan pada 2022 menyebabkan kontribusi non-farebox sangat kecil, sehingga dibutuhkan strategi yang lebih adaptif untuk memperkuat kemandirian keuangan dan mengurangi ketergantungan subsidi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan analisis internal VRIO, analisis eksternal PESTLE, serta perumusan dan penetapan prioritas strategi melalui SWOT/TOWS dan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Hasil penelitian mengungkap bahwa pengembangan bisnis periklanan di PT LRT Jakarta masih terkendala keterbatasan infrastruktur digital signage dan minimnya SDM pemasaran yang menguasai bidang digital. Selain itu, inovasi produk periklanan yang ditawarkan masih terbatas sehingga belum mampu mengikuti dinamika pasar yang cepat berubah. Dari sisi eksternal, tantangan utama meliputi regulasi yang ketat, pergeseran tren promosi ke media digital, dan persaingan yang semakin sengit di pasar periklanan urban. Meski begitu, tren digital advertising dan pertumbuhan captive market dari penumpang transportasi publik membuka peluang bagi PT LRT Jakarta untuk mengembangkan usaha periklanan yang lebih relevan dan bernilai tambah.
Integrasi analisis PESTLE dan VRIO yang dituangkan dalam SWOT dan TOWS menghasilkan beberapa strategi utama, yaitu modernisasi media periklanan dengan digital signage, penguatan tim pemasaran yang adaptif dan digital savvy melalui pelatihan dan rekrutmen, serta pengembangan kemitraan strategis dengan startup, agensi digital, dan UMKM. Selain itu, inovasi produk seperti voice advertising, naming rights, dan event digital juga menjadi fokus agar pendapatan non-farebox meningkat dan ketergantungan pada pendapatan tradisional berkurang. Melalui proses penetapan prioritas strategi menggunakan metode AHP bersama pakar dan manajemen kunci, penelitian ini menempatkan digitalisasi media periklanan sebagai strategi prioritas utama. Hal ini diikuti dengan pengembangan tim pemasaran yang adaptif serta penguatan kolaborasi eksternal. Penerapan strategi ini membutuhkan kesiapan organisasi dari aspek SDM, infrastruktur, serta kemampuan finansial untuk investasi teknologi baru. Implikasi manajerial dari penelitian ini menggarisbawahi pentingnya transformasi unit bisnis non-farebox menuju arah yang lebih modern, responsif terhadap perkembangan
industri periklanan digital, dan berorientasi pada kolaborasi multipihak.
Dengan pelaksanaan strategi yang terarah, PT LRT Jakarta diharapkan dapat meningkatkan kinerja pendapatan non-farebox secara berkelanjutan, memperkuat posisi kompetitif di sektor transportasi publik, dan pada akhirnya mengurangi beban subsidi yang selama ini menjadi tantangan utama bagi keberlanjutan bisnis perusahaan.
Collections
- MT - Business [4039]
