Model Pemetaan Sebaran Nutrien Daerah Aliran Sungai (DAS) Bera di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat
Date
2025Author
Rahman, Amar Malikal
Agus, Syamsul Bahri
Arifin, Taslim
Metadata
Show full item recordAbstract
Teluk Saleh merupakan ekosistem perairan semi-tertutup yang rentan
terhadap pencemaran dari limpasan nutrien Daerah Aliran Sungai (DAS), termasuk
DAS Bera. Penelitian ini bertujuan memetakan distribusi spasial nutrien dari DAS
Bera, Teluk Saleh melalui pemodelan numerik. Pemodelan dilakukan
menggunakan MIKE 21 dengan modul hidrodinamika dan Ecolab. Data masukan
mencakup angin, pasang surut, batimetri, debit sungai, serta konsentrasi in-situ
oksigen terlarut (DO), nitrat (NO3), amonia (NH4), dan fosfat (PO4). Validasi model
menunjukkan kinerja sangat baik dengan nilai RMSE sebesar 0,0316 dan 0,0340
serta korelasi >0.97. Pola arus dipengaruhi siklus pasang surut dengan kecepatan
0,03–0,27 m/s. Konsentrasi nutrien tertinggi ditemukan di wilayah pesisir, terutama
saat surut dan pasang maksimum. Nilai DO <3 mg/L teridentifikasi di pesisir
selatan, menunjukkan potensi hipoksia. Hasil ini menunjukkan bahwa pasang surut
dan masukan DAS sangat memengaruhi sebaran nutrien, dan pemodelan numerik
menjadi alat penting dalam pengelolaan kualitas perairan secara berkelanjutan. Saleh Bay is a semi-enclosed marine ecosystem vulnerable to nutrient runoff
from surrounding watersheds, including the Bera River Basin. This study aimed to
map the spatial distribution of nutrients from DAS Bera and assess their impact on
water quality using numerical modeling. The simulation employed MIKE 21 with
hydrodynamic and Ecolab modules. Input data included wind, tides, bathymetry,
river discharge, and in-situ concentrations of dissolved oxygen (DO), nitrate (NO3),
ammonia (NH4), and phosphate (PO4). Model validation showed strong
performance with RMSE values of 0.0316 and 0.0340, correlation coefficients >
0.97. Current patterns were dominated by tidal cycles, with speeds ranging from
0.03–0.27 m/s. The highest nutrient concentrations appeared in coastal zones,
especially during ebb and high tide phases. DO values <3 mg/L were observed in
the southern coastal area, indicating potential hypoxia. These results highlight the
significant influence of tides and watershed inputs on nutrient distribution, and
demonstrate that numerical modeling is a valuable tool for sustainable coastal water
quality management.
