Pengaruh Sustainability Report Terhadap Kinerja Pasar dan Kinerja Fundamental Perusahaan

Abstract

Praktik pengungkapan sustainability report di Indonesia masih bersifat anjuran (voluntary) bagi para pelaku usaha. Hampir 9% dari seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan pengungkapan sustainability report. Praktik pengungkapan sustainability report mengindikasikan adanya persepsi pasar dan asimetri informasi terhadap perusahaan yang dinggap hijau. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengidentifikasi penerapan konsep perusahaan berwawasan lingkungan pada perusahaan yang sudah go public; (ii) menganalisis dampak dari penerbitan sutainability report; (111) mengevaluasi perbedaan karakterisktik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang menerbitkan sustainability report di Indonesia. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah pengungkapan ekonomi, sosial, lingkungan, return on equity, current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, market capital, price to book value perusahaan pada kelompok indeks saham Sustainable and Responsible Investment (SRI)-Kehati dan indeks saham LQ45 periode 2013-2018. Indeks SRI-Kehati merupakan salah satu indeks yang menjadi indikator pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Adapun prinsip yang digunakan dalam indeks ini adalah keberlanjutan, keuangan, tata kelola, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup sebagai tolok ukurnya. Sementara itu, indeks LQ45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 45 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi kriteria tertentu, yang meliputi masuk dalam 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi pada 12 bulan terakhir. Data yang dievaluasi dari annual report dan sustainability report sebanyak 48 perusahaan pada kelompok indeks SRI-Kehati dan LQ45 periode 2013-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis jalur. Hasil menunjukan penerapan konsep perusahaan berwawasan lingkungan pada perusahaan go public belum semuanya diterapkan. Saat ini, hanya 9% perusahaan go public yang sudah menerapkan konsep perusahaan berwawasan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya pengungkapan sustainability report. Dari 9% perusahaan yang menerapkan konsep berwawasan lingkungan, 52% di antaranya merupakan perusahaan BUMN, sedangkan sisanya merupakan perusahaan BUMS. Persentase terendah terdapat pada sektor industri barang konsumsi, yaitu sebesar 3,57% atau dua perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report. Sektor aneka industri sebesar 5,36% atau 3 perusahaan. Persentase tertinggi terdapat pada sektor keuangan, yaitu sebesar 25% atau sebanyak 14 perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability report. Dari penelitian ini diketahui bahwa hanya rasio profitabilitas dan aktivitas saja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar. Sementara itu, dari sisi hkuiditas dan solvabilitas, tidak memengaruhi kinerja pasar. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pasar akan merespons positif jika perusahaan mampu mengelola dan menentukan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan nilai rasio profitabilitas dan aktivitas perusahaan. Aktor kepemilikan yang berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja fundamental perusahaa. Hal ini menunjukkan jika perusahaan tersebut berbentuk BUMN, nilai kinerja fundamental lebih kecil dibandingkan dengan aktor kepemilikan BUMS. Pada hasil penelitian perusahaan BUMS (baik dikontrol dengan sektoral maupun tidak) masih banyak yang tidak menerbitkan sustainability report karena tanpa menerbitkan sustainability report pun, nilai kinerja pasar dan kinerja fundamental perusahaan BUMS sudah baik. Oleh karena itu, tidak sulit bagi manajemen untuk menarik investor agar mau berinvestasi di perusahaannya. Sementara itu, pada BUMN, penerbitan sustainability report mampu memberikan nilai tambah karena mereka menyadari nilai fundamental yang lebih kecil dibandingkan BUMS, membuat investor ragu untuk berinvestasi. Maka dari itu, pihak manajemen menyiasati dengan melakukan pengungkapan sustainability report untuk meningkankan value perusahaan. Laporan berkelanjutan memiliki peran sebagai media untuk meminimalisasi terjadinya risiko berkurangnya kepercayaan masyarakat akibat adanya isu sentimen pasar yang digulirkan. Oleh karena itu, laporan ini berisi transparansi perusahaan dan kontribusinya terhadap sosial dan lingkungan. Selain itu, laporan ini juga digunakan untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola dampak negatif yang disebabkan oleh kegiatan industri/organisasi. Dengan demikian, pengelolaan dan tindakan preventifnya dapat dipantau dari tahun ke tahun.