Faktor-Faktor Penentu Mahasiswa Jalur Sbmptn Memilih Institut Pertanian Bogor
View/ Open
Date
2020Author
Syawaliansyah, Asep
Ibnul Qayim
Farit Mochamad Afendi
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingkat persaingan perguruan tinggi untuk menarik minat calon mahasiswa
semakin ketat setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah semakin
bertambahnya jumlah perguruan tinggi setiap tahun, baik Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Penerimaan Mahasiswa Baru
Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri, dilakukan melalui: Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan Seleksi Mandiri. Institut Pertanian
Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi besar di Indonesia yang sudah
menggunakan pola penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN, SBMPTN,
dan Jalur Seleksi Mandiri. Urutan dua jalur penerimaan mahasiswa baru yang
memberikan kontribusi jumlah mahasiswa yang besar bagi IPB adalah jalur
SBMPTN. Jumlah mahasiswa jalur SBMPTN pada tahun 2017 dengan pilihan
pertama hanya sebesar 38.87 persen, berbeda dengan jalur SNMPTN sebesar 77,85
persen. Fenomena yang sama terjadi Pada tahun 2016 dan 2015, dimana persentase
pemilih pertama pada jalur SBMPTN jauh lebih rendah dibandingkan jalur
SNMPTN. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk mengetahui gambaran
pengambilan keputusan dan mengetahui faktor yang mempengaruhi mahasiswa
SBMPTN dalam memilih IPB. Sehingga dapat diformulasikan implikasi
manajerial untuk meningkatkan minat mahasiswa jalur SBMPTN terhadap IPB.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner.
Sampel berjumlah 285 mahasiswa dari populasi sebesar 989 mahasiswa. Data
sekunder diperoleh dari Program Pendidikan Kompetensi Umum, Direktorat
Administrasi Pendidikan, dan juga dari sumber-sumber lain yang relevan. Data
dianalisis menggunakan SEM-PLS dengan bantuan software Smart PLS 2.0.
Hasil penelitian menunjukkan reputasi IPB yang baik, kemudahan
memperoleh pekerjaan setelah lulus menjadi pertimbangan yang dominan bagi
calon mahasiswa ketika memilih IPB sebagai perguruan tinggi pilihannya.
Mahasiswa pada pilihan ketiga jalur SBMPTN tidak menjadikan IPB sebagai
prioritas utama tempat kuliah dan mereka cenderung menjawab tidak perihal
kesesuaian antara persepsi dan realita mengenai IPB. Secara umum seluruh
mahasiswa SBMPTN mengatakan puas dengan menjadikan IPB sebagai tempat
kuliah, dan akan merekomendasikan IPB sebagai tempat pilihan kuliah.
Lingkungan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa
memilih Institut Pertanian Bogor, brand image memberikan pengaruh signifikan
terhadap keputusan mahasiswa memilih Institut Pertanian Bogor. Reputasi IPB
yang baik, prestasi IPB yang baik, dan IPB mempunyai banyak hasil riset dan
inovasi merupakan indikator yang dominan dari brand Image. Implikasi manajerial
yang dapat dilakukan, dalam tahap pengenalan kebutuhan, IPB perlu
mempertahankan dan meningkatkan reputasi dengan meningkatkan prestasi yang
sudah diraih selama ini, menjaga nama baik dan selalu cepat tanggap dalam
mengatasi isu-isu negatif, terus berupaya membuat strategi untuk meningkatkan
kompetensi para lulusan agar memiliki daya saing yang tinggi. Dalam tahap
pencarian informasi mengenai IPB, harus diantisipasi dengan melakukan
pembaharuan terhadap website yang sudah dimiliki oleh IPB pada seluruh
tingkatan, tampilan yang menarik, mudah digunakan, mengakomodir layanan
online, dan informasi yang selalu up to date. Promosi kunjungan langsung ke
sekolah harus terus dilakukan, petugas promosi harus memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik tentang IPB, perbaikan pada isi/materi promosi, media
promosi. Tahap evaluasi alternatif, IPB harus mempertahankan dan meningkatkan
akreditasi yang selama ini sudah baik, baik pada tingkat institusi, fakultas dan
departemen, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, kualitas dosen dan
pegawai, fasilitas pendukung pendidikan, juga kompetensi lulusan agar memiliki
daya saing tinggi. Dalam tahap proses keputusan, harus dimanfaatkan oleh IPB
dengan meningkatkan dan mengembangkan kegiatan promosinya agar peluang dan
minat masyarakat untuk memilih IPB sebagai tempat kuliah meningkat. Tahap
pasca keputusan, IPB harus memiliki strategi mempertahankan dan meningkatkan
kepuasan para mahasiswa, terus berupaya meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar, meningkatkan kualitas dosen dan pegawai, perbaikan dan meningkatkan
fasilitas pendukung pendidikan, meningkatkan kompetensi lulusan agar memiliki
daya saing tinggi. Sehingga pada akhirnya menjadi rekomendasi dan meningkatkan
peluang, minat calon mahasiswa untuk memilih IPB. Terkait faktor lingkungan,
promosi IPB dengan kunjungan langsung ke sekolah, selain mengundang siswa
SMA sebaiknya juga mengundang orang tua siswa dalam forum agar para orang
tua dapat memperoleh informasi secara langsung, dan memahami IPB secara baik,
sehingga para orang tua dapat lebih memastikan dan merekomendasikan putra-putri
mereka untuk memilih kuliah di IPB. Kerjasama dengan bimbingan belajar
ditingkatkan, dan media promosi perlu dikembangkan. Kemudian dari faktor brand
image, reputasi yang baik akan membentuk brand image IPB yang baik, prestasi
IPB selama ini mampu mendongkrak reputasi IPB, didukung oleh hasil riset dan
inovasi dan akreditasi yang baik. IPB harus terus berupaya memberikan wawasan
seluas-luasnya kepada masyarakat terkait keunggulan-keunggulan yang dimiliki
IPB, agar mampu merubah pandangan masyarakat, dan IPB dapat lebih melekat
dalam benak masyarakat. Meninjau kembali nama-nama program studi agar lebih
mudah dipahami dan juga menyesuaikan dengan kondisi saat ini, namun dengan
tidak mengurangi makna dari program studi (substansi, kompetensi inti), selain itu
selalu menjaga nama baik dan cepat tanggap dalam mengatasi isu-isu negatif.
Collections
- MT - Business [4039]
