Show simple item record

dc.contributor.advisorEka Intan Kumala Putri
dc.contributor.advisorUtami Dyah Syafitri
dc.contributor.authorFatimah, Imas
dc.date.accessioned2025-08-07T10:49:52Z
dc.date.available2025-08-07T10:49:52Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168309
dc.description.abstractProgram Sinergi S1-S2 di Institut Pertanian Bogor merupakan program untuk mengintegrasikan sarjana dan magister agar dapat meluluskan sarjana dan magister dalam waktu paling sedikit 10 semester dan paling lama 11 semester tanpa harus lulus terlebih dari program sarjana dengan tetap mengedepankan kualitas. Penyelenggaraan Program Sinergi S1-S2 di Institut Pertanian Bogor dimulai pada tahun 2012. Persentasi keberhasilan Program Sinergi S1-S2 mulai tahun masuk 2013 sampai dengan tahun 2018 sebesar 53%. Oleh karena itu, Sekolah Pascasarjana IPB perlu mengevaluasi program tersebut agar dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data hasil wawancara kepada mahasiswa Program Sinergi S1-S2 dan responden ahli yaitu Sekretaris Program Magister Sekolah Pascasarjana IPB, Ketua Departemen, Sekretaris Departemen, Ketua Program Studi dan alumni Program Sinergi S1-S2 di IPB. Data sekunder adalah data mahasiswa Program Sinergi S1- S2 yang sudah terdaftar di Sekolah Pascasarjana berjumlah 478 orang. Faktor faktor yang memengaruhi keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2 di IPB diperoleh dengan menggunakan metode Classification and Regression Tree (CART). Selanjutnya, Analysis Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk penentuan prioritas strategi alternatif kebijakan peningkatan keberhasilan program Sinergi S1- S2 di IPB berdasarkan masa studi sesuai SK Rektor nomor 8 tahun 2019 yaitu paling sedikit 2 semester dan paling lama 3 semester. Faktor-faktor yang digunakan dalam membuat struktur hirarki AHP merupakan tahapan pendidikan pascasarjana yaitu seleksi, tahap perkuliahan dan tahap penyusunan tesis. Aktor yang berperan untuk mendukung struktur diambil dari pemangku kebijakan, pelaksana kebijakan dan yang merasakan kebijakan Sekolah Pascasarjana IPB, Departemen, Program Studi, dosen dan alumni. Alternatif strategi yang digunakan merupakan hasil wawancara mendalam dengan beberapa responden ahli yaitu membuat aturan terkait penyelesaian studi tepat waktu, mengikutsertakan topik penelitian mahasiswa dengan kegiatan penelitian dosen, monitoring dan evaluasi penyelesaian studi tepat waktu, menyediakan beasiswa dan dukungan publikasi. Berdasarkan metode CART dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2 IPB adalah IPK pendidikan S1 dan pilihan program studi S2. Pohon klasifikasi keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2 mengelompokan mahasiswa dengan tingkat keberhasilan tertinggi sebesar 77.5% dengan ciri-ciri IPK S1 > 3.57 dan program studi S2 adalah program studi ARL, SDP, SPL, ITP, INP, SVK, IPN, SIL, BSH, MAT, FIS, BIK, AGB, IKA, THH, ESL dan STK. Program studi yang memiliki persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 lebih besar daripada persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 ≤ 3.57 yaitu SPL, ITP, INP, IPN, SIL, MAT, BIK, AGB, THH, dan STK. Program studi yang memiliki persentase jumlah mahasiswa yang memiliki IPK S1 ≤ 3.57 lebih besar daripada IPK S1 > 3.57 adalah program studi ARL, SDP, SVK, BSH, FIS, IKA dan ESL. Meskipun demikian, persentase keberhasilan studi mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 pada program studi tersebut lebih tinggi daripada persentase kegagalannya. Tingkat kegagalan tertinggi sebesar 73.6% memiliki ciri-ciri IPK S1 ≤ 3.57 dan program studi S2 adalah program studi ITB, PBT, ARL, INP, KVT, MEJ, SVK, IPN, MAT, KOM, EKO, AKU dan ESL. Program studi yang memiliki persentase jumlah mahasiswa yang memiliki IPK S1 ≤ 3.57 lebih besar daripada persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 yaitu ITB, PBT, ARL, INP, KVT, MEJ, SVK, KOM, AKU dan ESL. Program studi yang memiliki persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 lebih besar daripada persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 ≤ 3.57 yaitu IPN, MAT dan EKO. Meskipun demikian, persentase kegagalan mahasiswa IPK S1 ≤ 3.57 pada program studi tersebut lebih tinggi daripada persentase keberhasilannya. Faktor lainnya berdasarkan hasil wawancara adalah motivasi dan komitmen mahasiswa dalam menyelesaikan studi, jenis penelitian mahasiswa dan peran dan komitmen dosen pembimbing dalam menyelesaikan studi mahasiswa. Hasil analisis AHP (Analysis Hierarchy Process) menunjukkan bahwa faktor yang menjadi prioritas adalah penyusunan tesis. Aktor yang menjadi prioritas yaitu Program Studi. Kendala yang menjadi prioritas yaitu tidak tersedianya beasiswa dan alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan keberhasilan Program Sinergi S1-S2 adalah menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang mengikuti program tersebut.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Sumber Daya Manusiaid
dc.titleAnalisis Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sinergi Sarjana-Magister (S1-S2) Di Institut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordKarakteristik Input Mahasiswaid
dc.subject.keywordKeberhasilan Studiid
dc.subject.keywordPenyelesaian Studiid
dc.subject.keywordProgram Sinergi S1-S2id
dc.subject.keywordAnalytical Hierarchy Process (Ahp)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record