Analisis Keberhasilan Studi Mahasiswa Program Sinergi Sarjana-Magister (S1-S2) Di Institut Pertanian Bogor
View/ Open
Date
2020Author
Fatimah, Imas
Eka Intan Kumala Putri
Utami Dyah Syafitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Program Sinergi S1-S2 di Institut Pertanian Bogor merupakan program untuk
mengintegrasikan sarjana dan magister agar dapat meluluskan sarjana dan magister
dalam waktu paling sedikit 10 semester dan paling lama 11 semester tanpa harus
lulus terlebih dari program sarjana dengan tetap mengedepankan kualitas.
Penyelenggaraan Program Sinergi S1-S2 di Institut Pertanian Bogor dimulai pada
tahun 2012. Persentasi keberhasilan Program Sinergi S1-S2 mulai tahun masuk
2013 sampai dengan tahun 2018 sebesar 53%. Oleh karena itu, Sekolah
Pascasarjana IPB perlu mengevaluasi program tersebut agar dapat mengetahui
faktor-faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan studi mahasiswa Program
Sinergi S1-S2.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data hasil wawancara kepada mahasiswa Program Sinergi S1-S2 dan
responden ahli yaitu Sekretaris Program Magister Sekolah Pascasarjana IPB, Ketua
Departemen, Sekretaris Departemen, Ketua Program Studi dan alumni Program
Sinergi S1-S2 di IPB. Data sekunder adalah data mahasiswa Program Sinergi S1-
S2 yang sudah terdaftar di Sekolah Pascasarjana berjumlah 478 orang. Faktor faktor
yang memengaruhi keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2 di IPB
diperoleh dengan menggunakan metode Classification and Regression Tree
(CART).
Selanjutnya, Analysis Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk penentuan
prioritas strategi alternatif kebijakan peningkatan keberhasilan program Sinergi S1-
S2 di IPB berdasarkan masa studi sesuai SK Rektor nomor 8 tahun 2019 yaitu
paling sedikit 2 semester dan paling lama 3 semester. Faktor-faktor yang digunakan
dalam membuat struktur hirarki AHP merupakan tahapan pendidikan pascasarjana
yaitu seleksi, tahap perkuliahan dan tahap penyusunan tesis. Aktor yang berperan
untuk mendukung struktur diambil dari pemangku kebijakan, pelaksana kebijakan
dan yang merasakan kebijakan Sekolah Pascasarjana IPB, Departemen, Program
Studi, dosen dan alumni. Alternatif strategi yang digunakan merupakan hasil
wawancara mendalam dengan beberapa responden ahli yaitu membuat aturan
terkait penyelesaian studi tepat waktu, mengikutsertakan topik penelitian
mahasiswa dengan kegiatan penelitian dosen, monitoring dan evaluasi penyelesaian
studi tepat waktu, menyediakan beasiswa dan dukungan publikasi.
Berdasarkan metode CART dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2 IPB
adalah IPK pendidikan S1 dan pilihan program studi S2. Pohon klasifikasi
keberhasilan studi mahasiswa Program Sinergi S1-S2 mengelompokan mahasiswa
dengan tingkat keberhasilan tertinggi sebesar 77.5% dengan ciri-ciri IPK S1 > 3.57
dan program studi S2 adalah program studi ARL, SDP, SPL, ITP, INP, SVK, IPN,
SIL, BSH, MAT, FIS, BIK, AGB, IKA, THH, ESL dan STK. Program studi yang
memiliki persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 lebih besar daripada
persentase jumlah mahasiswa dengan IPK S1 ≤ 3.57 yaitu SPL, ITP, INP, IPN, SIL,
MAT, BIK, AGB, THH, dan STK. Program studi yang memiliki persentase jumlah mahasiswa yang memiliki IPK S1 ≤ 3.57 lebih besar daripada IPK S1 > 3.57 adalah
program studi ARL, SDP, SVK, BSH, FIS, IKA dan ESL. Meskipun demikian,
persentase keberhasilan studi mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 pada program studi
tersebut lebih tinggi daripada persentase kegagalannya.
Tingkat kegagalan tertinggi sebesar 73.6% memiliki ciri-ciri IPK S1 ≤ 3.57
dan program studi S2 adalah program studi ITB, PBT, ARL, INP, KVT, MEJ, SVK,
IPN, MAT, KOM, EKO, AKU dan ESL. Program studi yang memiliki persentase
jumlah mahasiswa yang memiliki IPK S1 ≤ 3.57 lebih besar daripada persentase
jumlah mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 yaitu ITB, PBT, ARL, INP, KVT, MEJ,
SVK, KOM, AKU dan ESL. Program studi yang memiliki persentase jumlah
mahasiswa dengan IPK S1 > 3.57 lebih besar daripada persentase jumlah
mahasiswa dengan IPK S1 ≤ 3.57 yaitu IPN, MAT dan EKO. Meskipun demikian,
persentase kegagalan mahasiswa IPK S1 ≤ 3.57 pada program studi tersebut lebih
tinggi daripada persentase keberhasilannya. Faktor lainnya berdasarkan hasil
wawancara adalah motivasi dan komitmen mahasiswa dalam menyelesaikan studi,
jenis penelitian mahasiswa dan peran dan komitmen dosen pembimbing dalam
menyelesaikan studi mahasiswa.
Hasil analisis AHP (Analysis Hierarchy Process) menunjukkan bahwa faktor
yang menjadi prioritas adalah penyusunan tesis. Aktor yang menjadi prioritas yaitu
Program Studi. Kendala yang menjadi prioritas yaitu tidak tersedianya beasiswa
dan alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan
keberhasilan Program Sinergi S1-S2 adalah menyediakan beasiswa bagi mahasiswa
yang mengikuti program tersebut.
Collections
- MT - Business [4039]
