Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Cat Di Retail Modern Bahan Bangunan
View/ Open
Date
2020Author
Syam, Andi Nur Gustianan
Mukhamad Najib
Kirbrandoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Market size industri cat di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun
dan diprediksi akan semakin signifikan hingga tahun 2021. Hal ini menjadi daya
tarik bagi banyak perusahaan lokal dan asing untuk berkompetisi dalam industri
ini. Kompetisi memberikan efek positif bagi konsumen dengan banyaknya pilihan
yang tersedia di market, namun bagi perusahaan-perusahaan yang terlibat, hal ini
dapat menjadi ancaman jika tidak bisa mempertahankan dan meningkatkan
loyalitas konsumen karena perpindahan konsumen bisa berdampak negatif
terhadap market share dan profitabilitas perusahaan di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis faktorfaktor
yang mempengaruhi switching behaviour konsumen dalam pembelian
produk cat di channel retail modern bahan bangunan.
Metode penelitian adalah dengan penyebaran kuesioner secara online
menggunakan format google forms dan disebar melalui SMS blast. Jumlah
responden sebanyak 160 orang adalah member supermarket bahan bangunan
Depo Bangunan yang merupakan pionir retail modern bahan bangunan di
Indonesia. Variabel utama yang digunakan dalam penelitian adalah switching
behaviour, switching intention, consumer satisfaction, switching cost,
attractiveness of alternatives dan promotional factors. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling
(SEM) dengan software Lisrel 8.80.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah
konsumen professional yang berusia lebih dari 36 tahun, dengan frekuensi belanja
produk cat lebih dari 2 kali dalam setahun, merencanakan belanja sejak dari
rumah dan basket size (nilai transaksi) lebih dari 4 juta rupiah. 3 Top of Mind
brand adalah Dulux (43%), Jotun (16%), dan Mowilex (12%).
Sikap responden terhadap variabel consumer satisfaction sangat positif dan
lebih dari 80% konsumen setuju terhadap setiap indikator variabel ini. Responden
setuju bahwa kualitas produk yang telah dibeli dan digunakan sesuai harapan,
serta keberadaan product consultant sangat membantu dalam pemilihan produk.
Persetujuan responden pada indikator-indikator switching cost cenderung rendah,
rata-rata di bawah 50%, indikator dengan respon persetujuan paling tinggi adalah
SC3 yaitu sebanyak 42% konsumen setuju bahwa diperlukan waktu lama untuk
mencari produk. Persetujuan responden terhadap indikator-indikator variabel
attractiveness of alternatives pun cenderung rendah. Dari tiga pertanyaan
mengenai produk/merek lain diajukan kepada responden, hanya pada indikator
AA1 yang menunjukkan tingkat persetujuan paling tinggi yaitu sebanyak 41%
responden setuju bahwa terdapat produk/merek lain dengan harga dan kualitas
yang sama atau bahkan lebih baik. Terkait dimensi/variabel promotional factors,
Sebanyak 64% responden setuju bahwa branding dan komunikasi merek di dalam
toko (in-store experience) memudahkan pemilihan produk. Sebanyak 69%
responden setuju akan berpindah jika ada masalah (kualitas) pada merek yg
digunakan. Konsumen membuka kemungkinan untuk berpindah merek jika
kualitas atau kepuasan tidak didapat pada produk yang digunakan saat ini. Jumlah
konsumen loyal berdasarkan respon terhadap switching behaviour lebih banyak
daripada brand switcher, hanya 16% responden yang menyatakan akan memilih
merek lain pada pembelian selanjutnya.
Hasil analisis SEM dengan Lisrel 8.80 menunjukkan bahwa switching
intention dipengaruhi secara signifikan oleh consumer satisfaction dan
attractiveness of alternatives, switching intention tidak dipegaruhi oleh switching
cost dan promotional factors, dan switching intention dapat memprediksi
switching behaviour. Hasil pengujian brand switching matrix dengan chi-square
test menunjukkan hasil yang tidak signifikan, namun demikian potensi brand
switcher yang diidentifikasi dari setiap brand perlu mendapat perhatian setiap
brand owner. Implikasi manajerial yang dapat direkomendasikan terutama adalah
maintaining dan peningkatan kualitas produk, peningkatan service melalui
optimalisasi product consultant, loyalty program yang tepat sasaran serta aktivitas
promosi yang masif dan berkelanjutan.
Collections
- MT - Business [4039]
