Analisis Peningkatan Kinerja Operasional Bongkar Muat Peti Kemas: Studi Kasus Di Pt Jakarta International Container Terminal
Abstract
Pelabuhan merupakan salah satu infrastruktur yang penting terutama bagi
sebuah negara kepulauan seperti Indonesia yang perlu terus dibenahi agar dapat
menjadi penopang pembangunan nasional dan perdagangan dalam negeri maupun
perdagangan internasional. Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan
terbesar dan tersibuk di Indonesia. Salah satu terminal yang beroperasi di
pelabuhan Tanjung Priok yaitu PT Jakarta International Container Terminal
(JICT). Selama tiga tahun terakhir PT JICT mengalami penurunan throughput,
untuk itu perlu adanya evaluasi dan pengukuran kinerja operasional bongkar muat
peti kemas dengan pendekatan Balanced scorecard.
Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mengidentifikasi faktor-faktor internal
dan eksternal yang mempengaruhi penurunan throughput PT JICT (2)
Menganalisis visi dan misi PT JICT, faktor Key Performance Indicator (KPI) dan
rancangan pengukuran kinerja PT JICT (3) Menentukan prioritas dan alternatif
strategis peningkatan kinerja operasional bongkar muat petikemas.
Teknik pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif kuantitatif. Alat bantu analisis yang digunakan yaitu Internal Factor
Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (IFE) dan Balanced Scorecard
dengan metode kuantitatif yaitu AHP dan ANP dengan menggunakan software
Expert Choice versi 2.0. Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi pada terminal
petikemas PT JICT dapat diperoleh kesimpulan faktor internal yang menjadi
kekuatan utama PT JICT yaitu peralatan dan fasilitas yang dimiliki JICT lebih
lengkap dibandingkan perusahaan bongkar muat peti kemas yang lain di Tanjung
Priok dengan skor 0.524, sedangkan kelemahan utama PT JICT yaitu kurangnya
pemanfaatan dan penggunaan terminal 2 dan lahan yang sudah ada dengan skor
0.061. Faktor eksternal berupa peluang utama yang dimiliki oleh JICT yaitu
dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pertumbuhan ekonomi
menjadi meningkat dengan skor 0.523 dan ancaman utama yang harus dihadapai
oleh JICT yaitu kebijakan pemerintah atas tarif pelabuhan dengan skor sebesar
0.416. Hasil rancangan balanced scorecard merumuskan 16 sasaran strategi dari
empat perspektif BSC dan 16 KPI untuk pengukuran kinerja pada PT JICT. Dari
pendapat pakar dengan menggunakan AHP, perspektif pelanggan memiliki skor
tertinggi yang mempengaruhi kinerja operasional bongkar muat peti kemas di
JICT dan KPI indeks kepuasaan pelanggan merupakan yang menjadi tolak ukur
utama dalam mengukur kinerja operasional dengan skor tertinggi. Hasil pendapat
pakar dengan ANP, alternatif strategi yang menjadi prioritas utama untuk
meningkatkan kinerja operasional bongkar muat peti kemas di JICT yaitu
pemeliharaan rutin terjadwal dan kerja sama investasi terhadap fasilitas dan alat
operasional bongkar muat.
Collections
- MT - Business [4046]
