| dc.description.abstract | Berbeda dengan risiko kredit dan risiko pasar, risiko operasional bank
syariah selain karena memiliki karakteristik yang unik akibat dari aktivitas bisnis
dengan dimensi yang luas dan kompleks karena sumber risiko merupakan
gabungan dari berbagai sumber baik orang, sistem dan teknologi, proses dan
kebijakan, faktor eksternal, juga karena terekspos Sharia Non-Compliance Risk,
Fiducia Risk, People Risk dan Legal Risk. Faktor manusia dan sistem seperti
banyak dibahas dalam tulisan dan penelitian terdahulu merupakan faktor paling
berpengaruh besar dalam kerugian operasional perbankan syariah.
Penggunaan Basic Indicator Approach yang merupakan model standar
dalam mengukur risiko operasional selain tidak menggambarkan profil atau
potensi risiko operasional secara akurat, juga menghasilkan perhitungan capital
charge yang lebih besar dibandingkan dengan model internal. Capital charge
yang terlalu besar dan terkadang tidak realistis, tentunya akan memberatkan bank
syariah xyz karena dapat mengurangi kemampuannya untuk melakukan
ekspansi bisnis. Ditambah lagi, oleh karena model standar tersebut
menghasilkan gambaran risiko yang tidak akurat, maka dapat menyebabkan
kesalahan dalam pengambilan keputusan terkait dengan manajemen risiko
operasional bank syariah xyz.
Bank syariah xyz adalah salah satu bank syariah dengan aset besar dan
jaringan layanan terluas di Indonesia. Simulasi perhitungan risiko operasional
bank syariah xyz dengan menggunakan Basic Indicator Approach menghasilkan
capital charge untuk risiko operasional pada akhir tahun 2015 sebesar Rp. 343,50
miliar. Tesis ini bertujuan menganalisis tipe kejadian dengan kerugian terbesar,
mengestimasi peluang kejadian kerugian operasional serta menghitung besarnya
tingkat efisiensi beban modal risiko operasional menggunakan metode Loss
Distribution Approach – Aggregate model. Perhitungan besarnya potensi kerugian
risiko operasional bank syariah xyz dilakukan dengan menghitung Operational
Value at Risk (OpVaR).
Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif berasal dari data
sekunder kerugian operasional dan hasil temuan audit periode 01 Januari 2013
hingga 30 Juni 2016. Dalam menerapkan metode LDA-Aggregate pengukuran
risiko operasional membutuhkan histori data kerugian operasional minimal tiga
tahun. Data kerugian operasional di diversifikasi menjadi data frekuensi dan
severitas. Sebaran data dilakukan uji Goodness of Fit (GoF). Distribusi fit yang
didapat dilakukan penggabungan (aggregate) dan dilakukan simulasi Monte Carlo
untuk menghitung Operational Value at Risk (OpVaR). Hasil penelitian
menunjukkan tiga tipe kejadian yang berkontribusi besar pada kerugian
operasional adalah Business Disruption and System Failures, execution, delivery
and process management dan Internal Fraud. Sistem dan manusia sebagai
penyebab dominan dalam kerugian operasional perbankan syariah seperti banyak
ditulis pada penelitian sebelumnya terbukti terjadi pada bank syariah xyz. | |