Analisis Financial Distress dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia
View/ Open
Date
2016Author
Wahyuni, Fitri
Anggraeni, Lukytawati
Irawan, Tony
Metadata
Show full item recordAbstract
Harga saham merupakan hal yang diperhatikan pihak eksternal termasuk
investor maupun calon investor. Hal ini terjadi karena harga saham dapat
mempengaruhi perusahaan dalam kemampuan untuk membiayai investasi baru
(Leitner 2007). Apabila penurunan harga saham diabaikan dan terus berlangsung
akan berdampak pada turunnya minat investor dalam menanamkan sahamnya
terhadap perusahaan. Selain itu, menurut Brigham dan Houston (2010), harga
saham berubah dari waktu ke waktu seiring dengan perubahan kondisi dan
informasi baru yang diperoleh investor tentang prospek perusahaan. Oleh sebab
itu, perusahaan harus mampu mempertahankan harga sahamnya pada level yang
menarik minat investor, yang berarti bahwa prospek perusahaan dalam
menghasilkan laba pada masa mendatang cukup menjanjikan kekayaan bagi
pemegang saham.
Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi harga saham baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan.
Pada sisi internal perusahaan salah satu penyebab harga saham mengalami
penurunan adalah faktor kinerja perusahaan yang terus menurun. Penilaian
terhadap kinerja perusahaan dapat dilihat dari sisi keuangan maupun non
keuangan. Penurunan kinerja keuangan atau biasa disebut dengan financial
distress adalah salah satu yang mempengaruhi harga saham. Platt dan Platt dalam
Fahmi (2012) mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi
keuangan yang terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan ataupun
likuidasi.
Penelitian sebelumnya mengenai harga saham telah banyak dilakukan
dengan hasil yang bervariasi, namun penelitian mengenai financial distress
terhadap harga saham masih relatif terbatas ditemukan di Indonesia khususnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Apergis et al. (2011), Zhao (2014), dan
Poklepović et al. (2011) menemukan bahwa prediksi akan kondisi financial
distress berpengaruh positif terhadap harga saham. Sementara itu penelitian yang
dilakukan di Indonesia cenderung menghasilkan yang berbeda diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Ardian dan Khoiruddin (2014), Manik (2011)
dalam menganalisa financial distress yang dilihat dengan z score Altman dan
harga saham menemukan bahwa z score Altman yang digunakan sebagai
prediktor financial distress tidak mempengaruhi harga saham.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali bagaimana
pengaruh financial distress terhadap harga saham pada perusahaan sektor
pertambangan di Indonesia. Alasan pemilihan sektor pertambangan sebagai objek
penelitian adalah mengingat pentingnya peranan sektor pertambangan Indonesia
baik pada pasar modal Indonesia maupun pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, berdasarkan tinjauan awal penelitian terlihat bahwa sektor yang
cenderung mengalami penurunan harga saham dalam beberapa tahun terakhir
adalah sektor pertambangan.
Collections
- MT - Business [4044]
