| dc.description.abstract | Sampah merupakan barang atau benda berupa material sisa yang tidak lagi
digunakan dan dibuang ke alam. Salah satu jenis sampah yang belum tertangani
secara maksimal dan sering menjadi penyebab masalah lingkungan adalah sampah
plastik. Penanganan sampah plastik seharusnya bukan hanya dibuang secara mudah
dan cepat, tetapi harus dapat memberi nilai tambah dan keuntungan bagi yang
memanfaatkan. Sampah harus dilihat sebagai sebuah sumber daya yang dapat
diolah dan memiliki nilai ekonomi serta menjadi lahan bisnis yang menguntungkan.
Salah satu pelaku usaha yang menangkap peluang bisnis tersebut adalah CV.
Majestic Buana Group (MBG). MBG merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
dibidang daur ulang sampah plastik dan berlokasi di Kota Bekasi, Jawa Barat. MBG
mengolah botol kemasan plastik menjadi cacahan plastik dengan menggunakan
mesin inovasinya sendiri. Kemampuan tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan bisnis perusahaan dan menangkap besarnya peluang ketersediaan
bahan baku (sampah plastik) yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk, perubahan gaya hidup dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Salah satu kekurangan MBG untuk melakukan pengembangan bisnis adalah tidak
memiliki blue print atau gambaran model bisnis yang dapat dijadikan kerangka
kerja dan landasan untuk membuat strategi pengembangan bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memetakan model bisnis MBG dengan
pendekatan Business Model Canvas (BMC), 2) menganalisis faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi perusahaan, 3) mengevaluasi elemen model bisnis
dan 4) membuat desain pengembangan model bisnis dengan menggunakan
perspektif Blue Ocean Strategy. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif.
Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data
dilakukan melalui metode observasi, wawancara, kuesioner dan studi literatur.
Pengambilan contoh dilakukan secara non probability sampling dengan teknik
purposive. Responden yang digunakan terdiri dari responden internal (manajemen
MBG) dan responden eskternal (pakar) yang terdiri dari praktisi dan
akademisi/peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan MBG memiliki 4 sub-grup, yaitu 1) Majestic
Buana Cipta Cemerlang yang fokus pada pengolahan botol plastik menjadi cacahan,
2) Majestic Buana Cipta Kreasi fokus pada bidang pembuatan mesin, 3) Majestic
Buana Cipta Guna fokus pada bidang pembuatan lakop sapu dan 4) Majestic Buana
Mitra Selaras fokus pada penanganan pelanggan. MBG memiliki arah
pengembangan yang berupa transfer knowledge bisnis daur ulang sampah plastik
kepada masyarakat agar kesuksesan dalam bisnis daur ulang sampah plastik juga
dapat diraih orang lain. Di masa mendatang perusahaan juga ingin memberikan
90% keuntungan perusahaan kepada karyawan. Secara keseluruhan tren pendapatan
MBG pada tahun 2006-2015 menunjukkan adanya peningkatan meskipun terjadi
fluktuasi. Pada tahun 2015 pendapatan sedikit mengalami penurunan sebesar 0.03%
dari tahun sebelumnya karena perusahaan memilih untuk menahan penjualan disebabkan ketidakstabilan harga jual cacahan plastik sebagai dampak dari gejolak
ekonomi global.
Pemetaan model bisnis MBG memperlihatkan 1) value propotitions a) pada
produk cacahan plastik meliputi kebersihan dan purity, b) pada produk mesin
meliputi desain dan kinerja mesin yang bergaransi, training gratis, jaminan pasar
dan citra/integritas perusahaan dan c) pada produk lakop sapu meliputi kemurnian
bahan baku dan desain, 2) customer segments yang menjadi target pasar a) pada
cacahan plastik adalah traders, eksportir dan perusahaan end user, b) pada mesin
meliputi konsumen perorangan, institusi pemerintah dan perusahaan swasta dan c)
pada produk lakop sapu adalah produsen sapu, 3) customer relationship yang
dilakukan meliputi layanan personal dan communities, 4) channels yang digunakan
adalah penjualan langsung dan pemberitaan media masa 5) Key activities meliputi
produksi, pelayanan dan pemasaran, 6) key resources yang dibutuhkan adalah
sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya intelektual, 7) key
partners yang dijalin adalah pemasok botol plastik dan mitra mesin, 8) cost
structure meliputi pembelian bahan baku, proses produksi dan gaji karyawan, 9)
revenue streams dihasilkan dari penjualan produk (cacahan plastik, mesin dan lakop
sapu). Berdasarkan hasil identifikasi 9 elemen tersebut maka pola model bisnis
yang digunakan MBG termasuk dalam pola model bisnis unbundling (terurai). Pola
tersebut terlihat dari adanya 3 jenis bisnis yang secara fundamental berbeda namun
terintegrasi, yaitu hubungan pelanggan, inovasi produk dan bisnis infrastruktur.
Faktor internal yang mempengaruhi model bisnis MBG terdiri dari 4, yakni
1) produk, yang dipengaruhi oleh kualitas, kuantitas, bahan baku, proses produksi
dan SDM, 2) customer interface, yang dipengaruhi oleh jarak, kedekatan personal
dan informasi media, 3) infrastructure management, yang dinilai paling penting
adalah keberadaan SDM yang dipengaruhi oleh keterampilan, jumlah, motivasi dan
sistem reward (imbalan), dan 4) financial aspect, yang dipengaruhi oleh harga jual
produk. Bersarnya faktor eksternal yang mempengaruhi model bisnis MBG adalah
kekuatan pasar 28.48%, kekuatan industri 25.82%, tren kunci 24.93% dan kekuatan
ekonomi makro 20.77%.
Ketentuan yang digunakan untuk mengembangkan model bisnis MBG adalah
arah pengembangan perusahaan, hasil evaluasi 9 elemen model bisnis, analisis
lingkungan dan pola model bisnis yang digunakan. Berdasarkan ketentuan tersebut
maka pengembangan bisnis diprioritaskan pada elemen key resources, key partners
dan value propositions. Ketiganya dapat dikembangkan secara bertahap dan
berkelanjutan. Pengembangan model bisnis I melalui elemen key resources
disesuaikan dengan arah pengembangan perusahaan untuk melakukan transfer
knowledge pada masyarakat. Strategi yang digunakan adalah peningkatan kapasitas
owner MBG melalui pembuatan buku dan menjadi pembicara pada
seminar/training bisnis. Dasar pengembangan key resources adalah hasil evaluasi
SWOT yang menunjukkan adanya kelemahan utama sehingga perlu segera
diantisipasi dengan cara menjalin kemitraan dengan sentra penghasil sampah
plastik. Dasar pengembangan value propositions adalah hasil evaluasi SWOT yang
menunjukkan adanya kekuatan utama dan peluang yang besar sehingga harus
dimanfaatkan untuk memperkuat model bisnis perusahaan dengan membuat desain
mesin berskala rumah tangga. | |