Pengembangan Web GIS untuk Sistem Pemetaan Lahan Pertanian Koperasi Okiagaru Indonesia Agricoop Berbasis GPS
Abstract
Keterbatasan sistem pemetaan sebelumnya yang hanya menampilkan titik koordinat dan tidak memungkinkan pemilik lahan melakukan pemetaan secara mandiri menjadi latar belakang pengembangan sistem ini. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem informasi geografis berbasis web untuk memetakan lahan pertanian secara detail dengan teknologi Global Positioning System. Sistem dibangun menggunakan metode Waterfall yang mencakup tahapan definisi kebutuhan, desain, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Fitur utama sistem meliputi pembuatan dan pengeditan poligon lahan melalui tiga metode, yaitu Draw Polygon, Realtime Tracking, dan Add GPS Point. Hasil pengujian black-box menunjukkan seluruh fungsi berjalan sesuai dengan hak akses masing-masing pengguna (administrator, pemilik lahan, dan guest). Temuan utama dari penelitian ini adalah keberhasilan integrasi tiga metode input poligon yang dapat diakses langsung oleh pemilik lahan melalui antarmuka web. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi pemetaan spasial dan partisipasi petani dalam pengelolaan lahan. The limitation of previous mapping systems, which only displayed coordinate
points and did not allow landowners to map independently, forms the basis for
developing this system. This study aims to develop a web-based geographic
information system to map agricultural land in detail using Global Positioning
System (GPS) technology. The system was developed using the Waterfall method,
consisting of requirement definition, design, implementation, testing, and
maintenance. Its core features include creating and editing land polygons through
three methods: Draw Polygon, Realtime Tracking, and Add GPS Point. Black-box
testing results confirmed that all features functioned properly according to each
user’s access level (administrator, landowner, and guest. The main finding of this
study is the successful integration of three polygon input methods that landowners
can use directly via a web interface. This system is expected to improve spatial
mapping accuracy and enhance farmer participation in land management.
