| dc.contributor.advisor | Sopandie, Didy | |
| dc.contributor.advisor | Dewi, Azri Kusuma | |
| dc.contributor.author | Hidayah, Nur | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-06T23:03:34Z | |
| dc.date.available | 2025-08-06T23:03:34Z | |
| dc.date.issued | 2025 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166876 | |
| dc.description.abstract | Salinitas menjadi salah satu faktor pembatas utama dalam budidaya padi, terutama pada lahan marginal seperti wilayah pesisir dan daerah beririgasi yang
mengalami intrusi air laut. Peningkatan kadar garam dalam tanah berdampak
negatif terhadap pertumbuhan dan produktivitas padi melalui gangguan fisiologis
dan biokimia tanaman, termasuk stres osmotik dan toksisitas ionik. Di tengah
kebutuhan produksi pangan yang semakin meningkat akibat pertumbuhan populasi,
identifikasi genotipe padi yang toleran terhadap salinitas menjadi langkah strategis
dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan degradasi lahan. Atomita 2
merupakan varietas padi hasil pemuliaan yang dilepas pada tahun 1983 dan
diindikasikan awal toleran terhadap salinitas. Namun, temuan spesifik terkait
toleransi salinitas pada padi Atomita 2 hasil mutasi belum diungkapkan. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan menentukan galur mutan potensial padi varietas
Atomita 2 yang toleran cekaman salinitas dan mengidentifikasi respon morfologi,
fisiologi dan biokimia pada generasi M4 terhadap cekaman salintas.
Ada dua tahapan percobaan dalam penelitian ini yang dilakukan di rumah
kaca: (1) Penapisan galur mutan potensial padi varietas Atomita 2 yang toleran
terhadap cekaman salinitas konsentrasi 60 mM dan 120 mM NaCl pada fase bibit,
(2) Identifikasi respon morfofisiologi dan biokimia galur mutan padi varietas
Atomita 2 terhadap cekaman salinitas pada fase reproduktif. Percobaan pertama
menggunakan rancangan Augmented – RKLT (Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak) dengan dua konsentrasi NaCl untuk seleksi yaitu 60 mM dan 120 mM.
Benih disemai secara hidroponik dalam larutan Yoshida, diseleksi menggunakan
perlakuan salinitas selama dua minggu sebelum ditransplantasikan di media tanah.
Pengamatan mencakup skoring toleransi salinitas, tinggi tanaman, panjang akar,
jumlah anakan, bobot kering tajuk, dan jumlah malai per rumpun.
Percobaan kedua menggunakan rancangan Split Plot -RKLT dengan tiga
tingkat konsentrasi salinitas (0, 60, dan 120 mM NaCl) sebagai petak utama dan 10
genotipe padi sebagai anak petak, yang diulang empat kali. Penanaman dilakukan
dalam ember berisi campuran tanah dan pupuk kandang, dengan perlakuan salinitas
diberikan satu kali pada fase inisiasi malai. Parameter yang diamati meliputi
karakter morfologi (tinggi tanaman, anakan, bobot biomassa, dan komponen hasil),
fisiologi (laju fotosintesis, konduktansi stomata, laju trasnpirasi, kadar air relatif,
klorofil, dan kerapatan stomata), serta biokimia (aktivitas enzim APX dan CAT,
kadar prolin, dan MDA), untuk mengevaluasi respon tanaman padi terhadap
cekaman salinitas.
Hasil penelitian pertama menunjukkan seleksi salinitas menggunakan 60
mM NaCl pada 105 genotipe padi didapatkan sebanyak 38 genotipe yang mampu bertahan hidup dengan skor 1, 3, dan 5. Jumlah tanaman padi dengan skor 1 (sangat
toleran) ada 20 genotipe, skor 3 (toleran) ada 8 genotipe, dan 10 genotipe yang
mendapatkan skor 5 (cukup toleran). Sedangkan tanaman padi dengan skor 7
(rentan) sebanyak 3 genotipe dan sisanya (64 genotipe) berada pada skor 9 (sangat
rentan). Sementara itu, seleksi dengan 120 mM NaCl terhadap 105 genotipe padi
yang berbeda, didapatkan hanya 3 genotipe yang hidup. Terdapat 2 genotipe
memiliki skor 1 yaitu A77 dan A90, sedangkan pada skor 3 hanya 1 genotipe yaitu
A69. Hasil penelitian pertama juga menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi
NaCl menyebabkan penurunan tinggi tanaman dan panjang akar secara signifikan.
Hasil penelitian kedua menunjukkan perbedaan respon morfologi, fisiologi,
dan biokimia terhadap cekaman salinitas, yang mencerminkan variasi tingkat
toleransi. Tanaman menunjukkan respon morfologi berupa penurunan tinggi
tanaman, jumlah anakan, bobot basah tajuk, jumlah malai, jumlah gabah total,
jumlah gabah isi, bobot 100 butir, dan bobot gabah per rumpun. Penurunan laju
fotosintesis, konduktansi stomata, laju transpirasi, skor SPAD, serta peningkatan
kerapatan stomata dan kadar air daun merupakan respon fisiologi tanaman padi
terhadap cekaman salinitas. Peningkatan konsentrasi NaCl menyebabkan
akumulasi senyawa biokimia, termasuk aktivitas enzim antioksidan (APX dan
CAT), prolin, dan MDA, yang mengindikasikan respon adaptif tanaman terhadap
cekaman salinitas terkait dengan detoksifikasi ROS. Genotipe mutan Atomita 90
dan Atomita 146 menunjukkan toleransi salinitas yang lebih tinggi dibandingkan
induknya (Atomita 2) dan Pokkali. Nilai STI Atomita 90 yang lebih tinggi dari
induknya dan Pokkali pada 60 mM NaCl, dan secara fisiologis mempunyai laju
fotosintesis dan kerapatan stomata tertinggi, serta kenaikan prolin tertinggi.
Sementara itu, Atomita 146 mempunyai nilai STI tertinggi pada 120 mM NaCl,
yang didukung oleh laju transpirasi, konduktansi stomata, laju transpirasi, dan
kerapatan stomata tertinggi, serta akumulasi MDA yang rendah dan aktifitas enzim
APX paling tinggi. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam proses
seleksi awal galur padi toleran salinitas dan dapat digunakan sebagai dasar
pemuliaan tanaman padi untuk lahan marginal. Ke depannya, perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk menguji stabilitas toleransi salinitas dan potensi hasil dari
galur-galur mutan potensial Atomita 2. | |
| dc.description.abstract | Salinity is one of the major limiting factors in rice cultivation, especially in
marginal areas such as coastal zones and irrigated lands affected by seawater
intrusion. Elevated soil salinity negatively impacts rice growth and productivity by
disrupting physiological and biochemical processes in plants, including osmotic
stress and ionic toxicity. Amidst increasing food production demands due to
population growth, identifying salinity-tolerant rice genotypes is a strategic step to
address climate change and land degradation challenges. Atomita 2 is a rice variety
resulting from breeding released in 1983, which was initially indicated to be tolerant
to salinity. However, specific findings related to salinity tolerance in the mutation?based Atomita 2 rice variety have not been revealed. Therefore, this study aims to
identify potential mutant lines of the Atomita 2 rice variety that are tolerant to
salinity stress and to characterize their morphological, physiological, and
biochemical responses at the M4 generation under salinity stress.
This research consisted of two experimental stages conducted in a
greenhouse: (1) Screening of potential mutant lines of Atomita 2 salinity tolerance
at 60 mM and 120 mM NaCl in the seedling phase, (2) Identification of morpho?physiological and biochemical responses of mutant lines of Atomita 2 under salinity
stress in the reproductive phase. The first experiment used an Augmented
Randomized Complete Block Design (Augmented RCBD) with two NaCl
concentrations for selection: 60 mM and 120 mM. Seeds were germinated
hydroponically in Yoshida solution and subjected to salinity treatment for two
weeks before being transplanted into soil media. Observed parameters include
salinity tolerance scoring, plant height, root length, number of tillers, shoot dry
weight, and number of panicles per clump.
The second experiment employed a split-plot RCBD with three salinity
concentrations (0, 60, and 120 mM NaCl) as the main plot and ten rice genotypes
as subplots, replicated four times. Plants were grown in buckets containing a
mixture of soil and manure, and salinity treatments were applied once during
panicle initiation. Observed parameters included morphological traits (plant height,
tiller number, biomass, and yield components), physiological traits (photosynthetic
rate, stomatal conductance, transpiration rate, relative water content, cholorophyll
content, and stomatal density), and biochemical parameters (activities of APX and
CAT enzymes, proline, and MDA) to asses the plant response to salinity stress.
The results of the first experiment showed that screening with 60 mM NaCl
identified 38 tolerant genotypes among 105 tested, with 20 genotypes rated as
highly tolerant (score 1), 8 as tolerant (score 3), and 10 as moderately tolerant (score
5). Three genotypes were rated as susceptible (score 7), while the remaining 64
were highly susceptible (score 9). In the 120 mM NaCl treatment, only three
genotypes survived: two with a score of 1 (A77 and A90) and one with a score of 3
(A69). Higher NaCl concentrations significantly reduced plant height and root length.
The second experiment showed that genotypic variation in morphological, physiological, and biochemical responses to salinity indicated different levels of
tolerance. Morphological responses include reduction in plant height, tiller number,
shoot fresh weight, number of panicles, total grain number, filled grain number,
100-grain weight, and grain weight per clump. Physiological responses under
salinity stress included decreased photosynthetic rate, stomatal conductance,
transpiration rate, and SPAD score, along with increased stomatal density and leaf
water content. Increasing NaCl concentrations induced the accumulation of
biochemical compounds, including the activities of antioxidant enzymes (APX and
CAT), proline, and MDA, which indicated the plant’s adaptive response to salinity
stress. The mutant genotypes Atomita 90 and Atomita 146 showed higher salinity
tolerance than their parent (Atomita 2) and the salt-tolerant variety Pokkali. Atomita
90 showed a higher Salt Tolerance Index (STI) at 60 mM NaCl, as supported by the
high photosynthetic rate, stomatal density, and proline accumulation. Meanwhile,
Atomita 146 showed the highest STI value at 120 mM NaCl, with the highest
transpiration rate, stomatal conductance, stomatal density, and APX enzyme
activity, and low MDA accumulation. This study provides an important
contribution to the early-stage selection of salinity-tolerant rice lines and serves as
a basis for rice breeding programs in marginal lands. Further research is needed to
assess the stability of salinity tolerance and the yield potential of promising Atomita
2 mutant lines. | |
| dc.description.sponsorship | LPDP | |
| dc.language.iso | id | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Studio Toleransi Salinitas Pada Beberapa Galur Mutan Padi: Pendekatan Morfofisiologi dan Biokimia | id |
| dc.title.alternative | Study of Salinity Tolerance in Several Mutant Rice Lines: A Morphophysiological and Biochemical Approach | |
| dc.type | Tesis | |
| dc.subject.keyword | ROS | id |
| dc.subject.keyword | salinitas | id |
| dc.subject.keyword | enzim antioksidan | id |
| dc.subject.keyword | galur mutan | id |