Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarwan, Ujang
dc.contributor.advisorLatifah, Melly
dc.contributor.advisorHerawati, Tin
dc.contributor.authorRachman, Yane Ardian
dc.date.accessioned2025-08-06T14:21:48Z
dc.date.available2025-08-06T14:21:48Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166868
dc.description.abstractMasa remaja merupakan periode kritis bagi perkembangan sosial-emosional, yang mencakup keterampilan interpersonal (seperti interaksi dengan teman sebaya) dan intrapersonal (seperti regulasi diri dan self-esteem). Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh kelekatan orang tua-anak, interaksi teman sebaya, social media engagement, religiusitas, self-esteem terhadap perkembangan sosial emosional pada anak remaja serta merumuskan rekomendasi model kebijakan dalam meningkatkan perkembangan sosial-emosional remaja. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu di Kota Bogor. Penelitian dilakukan di empat SMP dan enam SMA-sederajat di Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan September-Oktober 2023. Populasi penelitian ini adalah remaja di Kota Bogor. Teknik pengambilan contoh pada penelitian adalah stratified cluster random sampling. Jumlah responden total yang diambil untuk penelitian sebanyak 500 orang remaja. Penelitian ini telah lolos kaji etik di Komisi Etik Manusia Institut Pertanian Bogor dengan Nomor: 1062/IT3.KEPMSM-IPB/SK/2023. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan bantuan kuesioner terstruktur. Alat ukur variabel yang digunakan yaitu: 1) Instrumen kelekatan orang tua-anak diukur menggunakan Inventory Parent and Peer Attachment (IPPA) yang telah dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (1987) dengan nilai cronbach alpha 0.939; 2) Instrumen interaksi teman sebaya diukur menggunakan Friendship Quality During Pre-Early Adolescence yang dikembangkan oleh Bukowski (1994) dengan nilai cronbach alpha 0.836; 3) Instrumen social media engagement diukur menggunakan The Social media engagement Scale For Adolescents (SMES-A) dikembangkan oleh Ni et al. (2020) dengan nilai cronbach alpha 0.866; 4) Instrumen religiusitas diukur menggunakan instrument religiusitas oleh Abou-Youssef et al. (2011) yang dimodifikasi oleh Ningrum (2020) dengan nilai cronbach alpha 0.902; 5) Instrumen self-esteem diukur menggunakan Rosenberg Self-esteem Scale (Rosenberg 1965) dengan nilai cronbach alpha 0.698; 6) Instrumen perkembangan sosial-emosional diukur menggunakan Social Skill Inventory dikembangkan oleh Riggio (2005) dan dimodifikasi oleh Oldmeadow et al. (2013) dengan nilai cronbach alpha 0.698. Pengolahan dan analisis data menggunakan Microsoft Excel, Statistical Package for Social Science (SPSS) 25.0 untuk analisis deskriptif dan analisis inferensia (uji independent sample T-Test dan correlation pearson) dan SEM-PLS (Structural Equation Modelling Partial Least Square) untuk analisis uji pengaruh. Kelekatan remaja terhadap ibu dan ayah, interaksi teman sebaya, social media engagement berada pada kategori sedang. Remaja menunjukkan tingkat religiusitas yang tinggi. Self-esteem remaja secara umum rendah. Perkembangan sosial-emosional remaja berada dalam kategori sedang. Hasil uji beda menunjukkan bahwa remaja perempuan memiliki interaksi teman sebaya, social media engagement, religiusitas, dan perkembangan sosial-emosional yang lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki. Sebaliknya, remaja laki-laki memiliki self esteem yang lebih tinggi daripada remaja perempuan. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa kelekatan orang tua-anak berhubungan positif dengan interaksi teman sebaya. Kelekatan orang tua-anak berhubungan negatif dengan social media engagement. Interaksi teman sebaya berhubungan positif dengan social media engagement. Kelekatan orang tua-anak, interaksi teman sebaya, dan religiusitas berhubungan positif dengan self-esteem remaja. Social media engagement berhubungan negatif dengan self-esteem. Kelekatan orang tua-anak, interaksi teman sebaya, social media engagement, religiusitas, dan self-esteem berhubungan positif dengan perkembangan sosial-emosional remaja. Faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap perkembangan sosial emosional yaitu interaksi teman sebaya, social media engagement, dan self-esteem. Faktor-faktor yang berpengaruh tidak langsung terhadap perkembangan sosial emosional yaitu kelekatan orang tua-anak dan religiusitas. Kelekatan orang tua anak dan religiusitas memiliki pengaruh positif tidak langsung terhadap perkembangan sosial-emosional melalui self-esteem. Pengaruh langsung antar variabel yaitu kelekatan ibu-anak berpengaruh negatif terhadap social media engagement. Kelekatan ibu-anak berpengaruh positif terhadap religiusitas remaja. Interaksi teman sebaya berpengaruh positif terhadap social media engagement. Self-esteem dipengaruhi positif oleh kelekatan ibu-anak, kelekatan ayah-anak, interaksi teman sebaya, dan religiusitas, serta dipengaruhi negatif oleh social media engagement, sementara social media engagement yang tinggi dapat menurunkan self-esteem. Temuan ini mendukung teori kelekatan Bowlby sekaligus memperluasnya dalam konteks digital. Berdasarkan hal tersebut maka rekomendasi model kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan sosial-emosional remaja yaitu 1) peningkatan interaksi remaja dan teman sebaya dengan menyelenggarakan kegiatan sukarelawan untuk tujuan sosial, mengembangkan program mentoring antar remaja, mengadakan diskusi rutin di kelas terkait hubungan dengan teman sebaya, menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler dan sosial antar sekolah, membuat platform digital yang aman bagi remaja, dilengkapi fitur kolaboratif seperti forum diskusi; 2) pengoptimalan social media engagement positif dengan mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum, membuat platform atau komunitas online dan pengoptimalan platform yang sudah ada, menyaring konten negatif dan mempromosikan konten positif, menyelenggarakan kampanye sosial, fokus pada konten yang relevan dengan kehidupan remaja, mendorong penggunaan platform digital yang aman; 3) peningkatan self-esteem dengan menambahkan kurikulum untuk pengembangan diri, membentuk program untuk mengatasi rasa rendah diri dan meningkatkan percaya diri, menyelenggarakan kampanye sosial untuk penerimaan diri dan keberagaman, menyelenggarakan program pelatihan yang membantu remaja mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan mengelola stres untuk meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan pengakuan terhadap prestasi remaja dalam berbagai bidang.
dc.description.sponsorshipPribadi
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerkembangan Sosial-Emosional Remaja: Peran Kelekatan Orang tua-anak, Interaksi Teman Sebaya, Social media engagement, Religiusitas, dan Self-esteemid
dc.title.alternativeAdolescent Social-Emotional Development: An Analysis of the Roles Parent-Child Attachment, Peer Interaction, Social media engagement, Religiosity, and Self-esteem
dc.typeDisertasi
dc.subject.keywordmedia digitalid
dc.subject.keywordikatan emosionalid
dc.subject.keywordkeyakinan agamaid
dc.subject.keywordpsikososialid
dc.subject.keywordremajaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record