Ragam Serangga Mikofagi dan Potensi Bioprospeksi Inangnya di Sekitar Arboretum Kampus IPB University
Abstract
Mikofagi merupakan aktivitas organisme memakan jamur. Asosiasi
antara serangga dan jamur merupakan bentuk mikofagi yang paling umum
ditemukan, tetapi kurang mendapat perhatian untuk dieksplorasi, terutama di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengkaji aktivitas serangga mikofagi,
meninjau simbiotik yang terjadi, serta mengkarakterisasi jamur inangnya,
termasuk potensinya sebagai antimikroba. Sampel dikumpulkan dengan
metode opportunistic sampling dan diidentifikasi berdasarkan karakter
morfologi. Aktivitas antimikroba diujikan terhadap Staphylococcus aureus
ATCC 6538, Propionibacterium acne, dan Candida albicans ATCC 10231
menggunakan metode disc diffution dengan konsentrasi ekstrak jamur 200, 400,
dan 800 mg/mL. Penelitian ini mencatat empat spesies serangga dan enam
spesies jamur, dengan simbiotik diantara keduanya mengarah pada mutualisme
hingga komensalisme. Jamur inang yang dipilih serangga mikofagi dalam
penelitian ini memiliki morfologi bertangkai-bertudung-lamella atau
bertangkai-berjaring serta berdaging dan beberapa diantaranya beraroma khas.
Penelitian ini menjadi studi pertama di Indonesia yang mengkaji mikofagi
antara Tritoma sp. dan Lentinus sajor-caju, Ambyopus vittatus, dan
Dolichoderus sp. dengan spesies dari Termitomyces. Keberadaan Tritoma sp.
dan A. vittatus juga tercatat pertama kalinya di sekitar Arboretum Kampus IPB
University. Uji antimikroba L. sajor-caju terhadap S. aureus ATCC 6538 dan
P. acne menunjukkan adanya aktivitas penghambatan seiring meningkatnya
konsentrasi. Namun, terhadap C. albicans ATCC 10231 tidak menunjukkan
penghambatan pada semua konsentrasi yang diujikan. Mycophagy refers to the feeding behavior of organisms on fungi. The
association between insects and fungi represents the most common form of
mycophagy but remains underexplored, especially in Indonesia. This study
examines insect mycophagy activity, describes the symbiotic relationships
involved, and characterizes the fungal hosts of these insects, including their
potential antimicrobial properties. Samples were collected using opportunistic
sampling and identified based on morphological characteristics. Antimicrobial
activity was tested against Staphylococcus aureus ATCC 6538,
Propionibacterium acne, and Candida albicans ATCC 10231 using the disc
diffusion method with fungal extract concentrations of 200, 400, and 800
mg/mL. The study recorded four insect and six fungal species, with observed
symbioses ranging from mutualism to commensalism. Fungal hosts exhibited
stalked-cap-lamella or netted-cap morphologies with fleshy textures, some
emitting distinctive aromas. This study is the first report in Indonesia of
mycophagy involving Tritoma sp. and Lentinus sajor-caju, Ambyopus vittatus,
and Dolichoderus sp. associated with Termitomyces species. Moreover, the
presence of Tritoma sp. and A. vittatus is newly documented in the IPB
University Arboretum. Antimicrobial assays revealed that L. sajor-caju
inhibited S. aureus ATCC 6538 and P. acne in a concentration-dependent
manner but showed no activity against C. albicans ATCC 10231 at any
concentration tested.
Collections
- UT - Biology [2396]
