Show simple item record

dc.contributor.advisorWidiatmaka
dc.contributor.advisorNurhayati
dc.contributor.authorAndria, Fadila
dc.date.accessioned2025-08-01T23:51:43Z
dc.date.available2025-08-01T23:51:43Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166465
dc.description.abstractKawasan Kota Tua Jakarta merupakan kawasan bersejarah yang memiliki nilai strategis dalam pelestarian budaya dan pengembangan wilayah kota. Meskipun telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 36 Tahun 2014 sebagai kawasan strategis sosial budaya, implementasinya masih menghadapi tantangan, terutama terkait perubahan fungsi bangunan bersejarah yang tidak selalu diiringi dengan pengelolaan yang memadai. Beberapa bangunan yang telah mengalami alih fungsi justru terbengkalai dan tidak memberikan dampak positif terhadap kualitas kawasan. Sebaliknya, alih fungsi yang berhasil mendorong peningkatan nilai tanah dan pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di sektor pariwisata dan usaha kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan fungsi bangunan dan dinamika nilai tanah untuk penyusunan strategi pengembangan Kawasan Kota Tua Jakarta, sebagai upaya untuk merumuskan pendekatan revitalisasi yang berkelanjutan dan berorientasi pada pelestarian nilai historis serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif komparatif untuk mengkaji perkembangan arsitektural dari waktu ke waktu, analisis regresi untuk melihat bagaimana perubahan fungsi bangunan dapat mempengaruhi nilai tanah, analisis deskriptif untuk menguraikan pemanfaatan bangunan dan nilai tanah, dan analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Thereats) untuk menyusun strategi pengembangan Zona Inti di Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1993, 80% bangunan berfungsi baru. Namun, pada tahun 2022, persentase "fungsi kosong" meningkat menjadi 53.73%, hal tersebut mencerminkan adanya masalah terkait aset yang tidak produktif. Sementara, hubungan antara status kepemilikan, klasifikasi bangunan cagar budaya, dan nilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menunjukkan dinamika yang berbeda-beda di setiap kecamatan. Pada hasil analisis SWOT, strategi pengembangan Kawasan Cagar Budaya di Kecamatan Taman Sari fokus pada pelestarian aset dan diperlukan penambahan insentif pengurangan PBB, sedangkan di Kecamatan Tambora, Pademangan, dan Penjaringan perlu menciptakan pusat kegiatan baru dan meningkatkan infrastruktur aksesibilitas ke bangunan cagar budaya.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStrategi Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta Berbasis Perubahan Fungsi Bangunan Dan Nilai Tanahid
dc.title.alternative
dc.typeTesis
dc.subject.keywordrevitalisasiid
dc.subject.keywordArsitekturid
dc.subject.keywordBataviaid
dc.subject.keywordKawasan Bersejarahid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record