Strategi Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Kota Tua Jakarta Berbasis Perubahan Fungsi Bangunan Dan Nilai Tanah
Abstract
Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan kawasan bersejarah yang memiliki
nilai strategis dalam pelestarian budaya dan pengembangan wilayah kota.
Meskipun telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 36
Tahun 2014 sebagai kawasan strategis sosial budaya, implementasinya masih
menghadapi tantangan, terutama terkait perubahan fungsi bangunan bersejarah
yang tidak selalu diiringi dengan pengelolaan yang memadai. Beberapa bangunan
yang telah mengalami alih fungsi justru terbengkalai dan tidak memberikan
dampak positif terhadap kualitas kawasan. Sebaliknya, alih fungsi yang berhasil
mendorong peningkatan nilai tanah dan pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di
sektor pariwisata dan usaha kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh perubahan fungsi bangunan dan dinamika nilai tanah untuk penyusunan
strategi pengembangan Kawasan Kota Tua Jakarta, sebagai upaya untuk
merumuskan pendekatan revitalisasi yang berkelanjutan dan berorientasi pada
pelestarian nilai historis serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif komparatif
untuk mengkaji perkembangan arsitektural dari waktu ke waktu, analisis regresi
untuk melihat bagaimana perubahan fungsi bangunan dapat mempengaruhi nilai
tanah, analisis deskriptif untuk menguraikan pemanfaatan bangunan dan nilai
tanah, dan analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, and Thereats)
untuk menyusun strategi pengembangan Zona Inti di Kawasan Cagar Budaya
Kota Tua Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1993, 80% bangunan
berfungsi baru. Namun, pada tahun 2022, persentase "fungsi kosong" meningkat
menjadi 53.73%, hal tersebut mencerminkan adanya masalah terkait aset yang
tidak produktif. Sementara, hubungan antara status kepemilikan, klasifikasi
bangunan cagar budaya, dan nilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menunjukkan
dinamika yang berbeda-beda di setiap kecamatan. Pada hasil analisis SWOT,
strategi pengembangan Kawasan Cagar Budaya di Kecamatan Taman Sari fokus
pada pelestarian aset dan diperlukan penambahan insentif pengurangan PBB,
sedangkan di Kecamatan Tambora, Pademangan, dan Penjaringan perlu
menciptakan pusat kegiatan baru dan meningkatkan infrastruktur aksesibilitas ke
bangunan cagar budaya.
Collections
- MT - Agriculture [3994]
