| dc.description.abstract | Massa air mengalami perubahan karena adanya proses percampuran di laut. Data suhu, salinitas, densitas dari alat CTD hasil ekspedisi BUDEE pada September 2022 digunakan untuk mengidentifikasi jenis massa air dan mengkuantifikasi nilai turbulensi massa air. Nilai turbulensi diperoleh menggunakan Metode Thorpe Teroptimasi. Hasil penelitian menunjukkan teridentifikasi 5 jenis massa air yang berasal dari Pasifik Utara, meliputi NPSW dan NPIW. Massa air Pasifik Selatan, meliputi SPSW dan SPSLTW. Massa air Antartik, yaitu AAIW. Nilai difusivitas eddy vertikal (????) tertinggi terdapat pada Perairan Banggai dengan nilai 1,5 × 10-3 m2 s-1, sedangkan Laut Maluku dan Laut Seram memiliki nilai difusivitas eddy vertikal (???? ) hanya mencapai ordo 10-6 m2 s-1. Nilai turbulensi pada Perairan Banggai lebih tinggi dikarenakan dekat dengan Selat Bote dan memiliki topografi lebih dangkal, sedangkan di Laut Maluku dan Laut Seram cenderung rendah karena perairan lebih dalam dan minimnya interaksi yang memicu terjadinya percampuran massa air. Topografi memiliki peran penting terhadap peningkatan nilai percampuran karena dapat mengganggu stabilitas kolom air. | |