Strategi Penanganan Risiko Produksi Bayam Hijau pada Hidroponik Kampung Baru Bogor
Abstract
Produksi bayam hijau pada Hidroponik Kampung Baru mengalami fluktuasi dengan selisih rata-rata 362 kg antara target dan aktual panen, berpotensi menyebabkan kehilangan pendapatan Rp6.516.000/bulan. Hal ini menunjukkan belum adanya manajemen risiko pada budidaya bayam hidroponik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sumber risiko produksi bayam hijau beserta probabilitas dan dampaknya, serta mengimplementasikan strategi penanganan yang layak secara finansial. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif, probabilitas Z-score, dampak risiko Value at Risk (VaR), pemetaan risiko, dan analisis finansial. Hasil penelitan ini mengidentifikasi tiga sumber risiko utama: suhu dengan probabilitas tertinggi 49,53% dan dampak terbesar Rp4.445.802, diikuti penyakit dan hama. Strategi mitigasi berupa pemasangan paranet dan optimalisasi pupuk terbukti efektif meningkatkan R/C rasio dari 1,21 menjadi 1,32. Analisis kelayakan jangka panjang menunjukkan NPV Rp112.803.698, IRR 28%, dan payback period 7,2 tahun, membuktikan strategi layak diimplementasikan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko produksi. Green spinach production at Hidroponik Kampung Baru experienced fluctuations with an average discrepancy of 362 kg between the target and actual harvested, potentially causing a revenue loss of IDR6.516.000 per month. This
condition indicates the absence of risk management in hydroponic spinach cultivation. This study aims to analyze the sources of production risk for green spinach along with their probabilities and impacts, as well as to implement
financially feasible mitigation strategies. The methods used include descriptive analysis, Z-score probability analysis, risk impact assessment using Value at Risk (VaR), risk mapping, and financial analysis. The results identify three main risk sources: temperature with the highest probability of 49,53% and the greatest impact of IDR4.445.802, followed by disease and pests. Mitigation strategies involving the installation of paranet and fertilizer optimization proved effective in increasing the R/C ratio from 1,21 to 1,32. Long-term feasibility analysis shows a Net Present Value (NPV) of IDR112.803.698, an Internal Rate of Return (IRR) of 28%, and a payback period of 7,5 years, demonstrating that the strategies are viable for implementation to enhance productivity and reduce production risks.
