Struktur Komunitas Karang Keras Di Perairan Pulau Sebuku Dan Sebesi, Lampung

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir yang rentan mengalami degradasi akibat tekanan alami dan antropogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan komposisi komunitas bentik, bentuk pertumbuhan (lifeform), dan komposisi genera karang keras di Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku, Lampung. Penelitian dilakukan pada tanggal 7–14 September 2021 di tujuh stasiun pengamatan yang tersebar di kedua pulau. Metode pengamatan yang digunakan adalah Point Intercept Transect (PIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pulau Sebuku didominasi oleh tutupan karang keras (41,25 ± 3,24%), sedangkan Pulau Sebesi didominasi oleh substrat abiotik (65,78 ± 6,22%). Bentuk pertumbuhan dominan di Pulau Sebuku adalah coral branching dan coral foliose, sedangkan Acropora coral branching mendominasi di Pulau Sebesi. Genus Porites menjadi genus karang keras yang paling dominan di Pulau Sebuku, sementara Acropora mendominasi di Pulau Sebesi. Perbedaan struktur komunitas ini mencerminkan pengaruh tingkat tekanan antropogenik dan kondisi lingkungan setempat pada masing-masing pulau

Coral reef ecosystems are among the most vulnerable coastal systems, frequently affected by both natural and anthropogenic pressures. This study aims to examine and compare the composition of benthic communities, growth forms (lifeforms), and the dominant coral genera between Sebesi and Sebuku Islands, Lampung. Field surveys were conducted from 7-14 September 2021, at seven observation stations located around both islands. The Point Intercept Transect (PIT) method was used to collect benthic data. Results show that Sebuku Island was dominated by hard coral cover (41.25 ± 3.24%), while Sebesi Island was dominated by abiotic substrates (65.78 ± 6.22%). The dominant coral growth forms in Sebuku were branching and foliose, whereas Acropora coral branching was predominant in Sebesi. Porites was the dominant coral genus in Sebuku, while Acropora was most abundant in Sebesi. These differences in coral community structure reflect variations in anthropogenic pressure and local environmental conditions at each site.