Strategi Peningkatan Efisiensi Proses Produksi untuk Optimalisasi Pendapatan Minyak Sereh Wangi PT Pemalang Agro Wangi

Abstract

PT Pemalang Agro Wangi merupakan perusahaan agribisnis minyak atsiri. Rata-rata rendemen yang didapatkan pada setiap produksi berkisar 0,39% 0,46%, dibawah rata-rata rendemen normal (0,6% - 1,2%). Tujuan dari penelitian ini 1) Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi minyak sereh wangi, 2) Mengetahui tingkat efisiensi proses produksi, 3) Merumuskan strategi peningkatan efisiensi proses produksi, 4) Menganalisis Tingkat pendapatan optimal. Metode yang digunakan adalah metode Cobb-Douglas, Data Envelopment Analysis (DEA), Nilai Produk Marjinal (NPM), dan analisis R/C ratio. Didapatkan hasil bahwa daun sereh wangi dan kayu bakar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi minyak sereh wangi dengan nilai return of scale 3,658. Hasil efisiensi produksi menunjukan nilai rata-rata sebesar 1,83 yang berarti tidak efisien. Nilai efisiensi alokatif dan nilai efisiensi ekonomi bernilai lebih dari 1 yang berarti tidak efisien. Pada perhitungan DEA didapatkan hasil ketel nomor 2 dan ketel nomor 4 tidak efisien karena tidak bernilai 1. Pada optimalisasi pendapatan didapatkan pendapatan optimal sebesar Rp177.811.200.

PT Pemalang Agro Wangi is an agribusiness company specializing in essential oils. The average yield obtained in each production cycle ranges from 0.39% to 0.46%, which is below the normal yield average (0.6%–1.2%). The objectives of this study are to: 1) Analyze the production factors that affect citronella oil production, 2) Determine the level of production process efficiency, 3) Formulate strategies to improve production process efficiency, and 4) Analyze the level of optimal income. The methods used in this study are the Cobb-Douglas method, Data Envelopment Analysis (DEA), Marginal Product Value (MPV), and R/C ratio analysis. The results show that citronella leaves and firewood have a significant effect on citronella oil production output, with a return to scale value of 3,658. The production efficiency results show an average value of 1,83 which indicates inefficiency. The allocative efficiency value and economic efficiency value are both greater than 1, which also indicates inefficiency. Based on the DEA, still number 2 and still number 4 are considered inefficient because their efficiency scores are not equal to 1. From the income optimization calculation, the optimal income obtained is IDR 177.811.200.