Kecernaan Nutrien Ransum Komplit Mengandung Indigofera zollingeriana pada Domba Lepas Sapih di Balakosa Farm
Date
2025Author
Putri, Resti Rahmawati
Abdullah, Luki
Khotijah, Lilis
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi konsumsi nutrien dan kecernaan nutrien ransum komplit mengandung indigofera pada domba lepas sapih di Balakosa Farm Tegal Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan 12 ekor domba lokal betina lepas sapih dengan bobot badan rata-rata 12,88 ± 0,78 kg. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas ransum kontrol berupa ransum Balakosa Farm (P0), ransum komplit 10% Indigofera (P1), dan ransum komplit 20% Indigofera (P2). Peubah yang diamati adalah konsumsi dan kecernaan nutrien. Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan perlakuan signifikan (P<0,05) diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Peningkatan nilai konsumsi nutrien secara nyata ditunjukkan ransum P2 (P<0,05), akan tetapi kecernaan nutriennya tidak berbeda nyata antar perlakuan. Ransum P2 merupakan ransum yang paling optimal untuk digunakan karena memiliki nilai nutrien tercerna yang lebih tinggi dibandingkan ransum P1. This study aimed to evaluate feed intake and nutrient digestibility of a complete ration containing Indigofera in post-weaning ewes at Balakosa Farm, Tegal, Central Java. This study used 12 local weaned ewes with an average body weight of 12.88 ± 0.78 kg. The design used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with three treatments and four replications. The treatments were: a control ration from Balakosa Farm (P0); a complete ration with 10% Indigofera (P1); and a complete ration with 20% Indigofera (P2). Observed variables included feed intake and nutrient digestibility. Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA), and significant differences (P<0.05) were further tested using Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The P2 ration showed a significant increase in nutrient intake (P<0.05); however, nutrient digestibility did not differ significantly among the treatments. The P2 ration is considered the most optimal, as it exhibits higher digestible nutrient values than the P1 ration.
