Feeding Strategy of the Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus) in Response to Seasonal Food Availability

Abstract

The common palm civet (Paradoxurus hermaphroditus) is a frugivorous mammal widely distributed from India to Southeast Asia. The present study aims to determine whether the dietary composition of palm civets in the Pangandaran Nature Reserve (PNR), West Java, Indonesia remains constant year-round in relation to seasonal fruit availability. We collected 146 fresh fecal samples between February 2020 to August 2020 and September 2024 to January 2025. Almost all fecal contained fruits and seeds (frequency of occurrence: 98.6%), it terms of the point-frame method the percentage of fruit was much higher (>75%) than that the percentage of mammals and insect (3.3% and 5%). We observed that there are no correlations between fruiting (in terms of phenology score) and percentages of staple diets. In other words, the civets prefer fruits regardless of the availability. Their arboreal nature and the greater fruit productivity enable civets to employ fruit selecting strategies, similar to those observed at other study sites.

Musang palem ( Paradoxurus hermaphroditus ) merupakan mamalia frugivor yang tersebar luas dari India hingga Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komposisi makanan musang palem di Cagar Alam Pangandaran (PNR), Jawa Barat, Indonesia, bersifat konstan sepanjang tahun sehubungan dengan ketersediaan buah musiman. Sebanyak 146 sampel feses segar dikumpulkan antara Februari 2020 hingga Agustus 2020 dan September 2024 hingga Januari 2025. Hampir seluruh sampel mengandung buah dan biji (frekuensi kemunculan: 98,6%). Berdasarkan metode point-frame, persentase buah dalam feses jauh lebih tinggi (>75%) dibandingkan dengan mamalia dan serangga (masing-masing 3,3% dan 5%). Hasil menunjukkan tidak terdapat korelasi antara tingkat pembuahan (berdasarkan skor fenologi) dan proporsi makanan utama. Dengan kata lain, musang tetap memilih buah sebagai pakan utama, terlepas dari ketersediaannya. Sifat arboreal serta tingginya produktivitas buah di habitat ini memungkinkan musang untuk menerapkan strategi seleksi buah, serupa dengan yang diamati di lokasi studi lain.