Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius P.
dc.contributor.advisorSusilo, Setyo Budi
dc.contributor.authorRIDHO, FADHAL ABIYU
dc.date.accessioned2025-07-22T14:48:30Z
dc.date.available2025-07-22T14:48:30Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165622
dc.description.abstractKecamatan Bayah mengalami abrasi dan akresi yang cukup signifikan akibat kondisi oseanografi dan aktivitas manusia yang mempercepat pengikisan pantai. Pemantauan perubahan garis pantai menggunakan teknologi penginderaan jauh dapat dilakukan untuk mendukung pengelolaan pesisir yang berkelanjutan serta mencegah kerusakan ekosistem. Penelitian ini bertujuan memetakan dan mengetahui laju perubahan garis pantai yang disebabkan oleh proses abrasi dan akresi di pesisir Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten menggunakan citra Sentinel-2A dengan resolusi 10 meter pada tahun 2015 – 2024. Metode DSAS digunakan untuk menganalisis perubahan garis pantai, dengan perhitungan jarak melalui Net Shoreline Movement (NSM) dan laju perubahan menggunakan End Point Rate (EPR) antara tahun 2015 – 2024. Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan garis pantai didominasi oleh proses akresi dibandingkan abrasi. Desa Darmasari mencatat akresi terbesar dengan kemajuan garis pantai mencapai 140,98 meter dan laju 15,99 meter per tahun, sementara abrasi tertinggi terjadi di Desa Sawarna Timur dengan mundurnya garis pantai sejauh 69,75 meter dan laju 7,91 meter per tahun. Proses abrasi dan akresi ini dipengaruhi oleh arus sejajar pantai yang mengangkut dan mengendapkan sedimen, sehingga abrasi di satu lokasi dapat memicu sedimentasi di lokasi lain akibat pasang surut.
dc.description.abstractBayah District has experienced significant coastal erosion (abrasion) and accretion due to oceanographic conditions and human activities that accelerate shoreline degradation. Monitoring shoreline changes using remote sensing technology can support sustainable coastal management and help prevent ecosystem damage. This study aims to map and determine the rate of shoreline change caused by abrasion and accretion processes along the coast of Bayah District, Lebak Regency, Banten, using Sentinel-2A imagery with 10 meter resolution from 2015 to 2024. The DSAS method was used to analyze shoreline changes, with distance calculations based on Net Shoreline Movement (NSM) and rate calculations using End Point Rate (EPR) between 2015 and 2024. The analysis results show that shoreline change was dominated by accretion rather than abrasion. Darmasari Village recorded the highest accretion, with shoreline advancement reaching 140.98 meters and a rate of 15.99 meters per year, while the highest abrasion occurred in Sawarna Timur Village, where the shoreline retreated by 69.75 meters at a rate of 7.91 meters per year. These abrasion and accretion processes are influenced by longshore currents that transport and deposit sediment, meaning abrasion in one location can trigger sedimentation in another due to tidal movements.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleDeteksi Perubahan Garis Pantai di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak Menggunakan Citra Sentinel-2A Tahun 2015 – 2024id
dc.title.alternativeShoreline Change Detection in Bayah District, Lebak Regency Using Sentinel-2A Imagery from 2015 to 2024
dc.typeSkripsi
dc.subject.keywordgaris pantaiid
dc.subject.keywordabrasiid
dc.subject.keywordakresiid
dc.subject.keywordDSASid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record