| dc.description.abstract | Pemanfaatan tumbuhan pewarna alami batik Ciwaringin mencerminkan kearifan lokal dan keterikatan masyarakat dengan sumberdaya alam disekitarnya. Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakteristik pengrajin, spesies tumbuhan pewarna, cara memperoleh bahan baku serta proses pengolahan dan motif batik Ciwaringin. Data diperoleh dari 32 responden melalui wawancara dengan teknik snowball dan purposive sampling. Pelaku batik Ciwaringin didominasi perempuan usia produktif dengan pendidikan rendah. Pewarna berasal dari 17 spesies tumbuhan dari 10 famili dengan fabaceae paling dominan. Habitus tumbuhan berupa pohon sementara bagian yang sering dimanfaatkan yaitu kayu. Proses pewarnaan menghasilkan 5 macam warna seperti cokelat, kuning, merah, biru dan abu-abu yang diperoleh dari proses perebusan dan fermentasi dibantu dengan fiksator. Hanya kemiri sunan yang masuk kategori Near Threatened (NT), jati dan mahoni berstatus Endangered (EN) menurut IUCN Red List 2025 serta mahoni tercatat dalam Appendix II CITES 2024. Seluruh bahan dididapatkan secara non budidaya dengan cara membeli. Adapun motif batik yang telah diakui diantaranya Pecutan, Yusupan, Pring Sedapur, Gribigan, Tebu Sekeret dan Bataan. | |