Struktur Ruang Tradisional Suku Dayak Iban di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
Date
2025Author
MAULINA, ALAYSHA YAHYA
Kosmaryandi, Nandi
Hadiprakarsa, Yokyok
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki beraneka ragam etnis yang masing-masing memiliki
kearifan lokal khususnya dalam hal penggunaan lahan dan tata ruang, salah satunya
Suku Dayak Iban. Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur ruang tradisional
Suku Dayak Iban dan keberlanjutannya melalui mekanisme knowledge transfer
serta menganalisis keselarasan struktur ruang tradisional Suku Dayak Iban dengan
UU Nomor 26 Tahun 2007. Data dikumpulkan melalui metode studi literatur,
wawancara mendalam, observasi partisipatif, pemetaan partisipatif, FGD, dan studi
dokumen serta analisis isi. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis secara
deskriptif kualitatif dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan struktur ruang
tradisional yang meliputi lahan sakral, lahan bersejarah, hutan simpanan, lahan
konservasi adat, lahan budidaya, dan lahan permukiman. Struktur ruang tradisional
tersebut juga diklasifikasikan ke dalam pola ruang menurut UU Nomor 26 Tahun
2007 yang meliputi wilayah dengan fungsi lindung dan fungsi budidaya.
Pengetahuan tradisional diwariskan kepada generasi muda oleh para orang tua dan
melalui peran NGO, sekolah formal, dan sekolah adat. Indonesia has a diverse range of ethnicities, each with its local wisdom,
particularly in terms of land use and spatial planning, such as the Dayak Iban Tribe.
This research aims to analyze the traditional spatial structure of the Dayak Iban
Tribe and its sustainability through a knowledge transfer mechanism and analyze
the alignment of the traditional spatial structure of the Dayak Iban Tribe with Law
Number 26 of 2007. Data were collected through literature studies, in-depth
interviews, participatory observation, participatory mapping, FGD, and document
studies, as well as content analysis. The data obtained is then analyzed descriptively,
qualitatively, and spatially. The results showed a traditional spatial structure that
includes sacred land, historic land, protected forest, customary conservation land,
cultivation land, and settlement land. The traditional spatial structure is also
classified into spatial patterns according to Law Number 26/2007, which includes
areas with protected functions and cultivation functions. Traditional knowledge is
passed on to the younger generation by parents and through the role of NGOs,
formal schools, and traditional schools.
