Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Enteritis pada Kucing Peliharaan di Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB University
Abstract
Enteritis adalah penyakit saluran pencernaan yang sering ditemukan pada kucing, ditandai oleh peradangan usus halus dan diare. Penyakit ini dapat disebabkan oleh usia, kondisi kesehatan, lingkungan, serta infeksi virus, dan parasit. Lingkungan yang padat, kebersihan yang buruk, dan stres juga meningkatkan risiko terjadinya enteritis. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kejadian enteritis pada kucing di Rumah Sakit Hewan Pendidikan IPB University dan hubungannya dengan jenis kelamin, ras, umur, serta berat badan. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, menghitung prevalensi kejadian, dan melakukan uji statistik menggunakan Odds ratio untuk mengetahui hubungan antar variabel tersebut dengan kejadian enteritis. Hasil menunjukan bahwa dari 1.394 pasien kucing, ditemukan 45 kasus enteritis sehingga prevalensinya 3,23%, tergolong rendah karena hanya sedikit populasi yang terkena. Analisis Odds ratio menunjukkan bahwa ras kucing berpengaruh signifikan terhadap kejadian enteritis, sedangkan berat badan, jenis kelamin, dan umur tidak berpengaruh signifikan. Hasil ini menjadi acuan pencegahan dan penanganan enteritis melalui perawatan, vaksinasi, serta edukasi pemilik tentang sanitasi dan manajemen pemeliharaan. Enteritis, an inflammatory bowel disease in cats characterized by small intestine inflammation and diarrhea, arises from multiple factors including age, health status, environmental conditions, and infections by viruses or parasites. Risk escalates in crowded, unsanitary environments or under stress. This study investigated enteritis incidence at IPB University's Veterinary Teaching Hospital, examining correlations with sex, breed, age, and body weight. Secondary data analysis of 1,394 feline patients identified 45 enteritis cases (3.23% prevalence), reflecting low population impact. Statistical evaluation via Odds ratio revealed breed as the sole significant risk factor, with weight, sex, and age showing negligible influence. The findings emphasize breed specific susceptibility in enteritis development, guiding targeted prevention strategies. Practical applications include enhanced vaccination protocols, improved hygiene practices, and owner education programs focusing on high-risk breeds. By prioritizing these measures, veterinary professionals can optimize enteritis management while addressing population-specific vulnerabilities. The study underscores the need for tailored interventions while maintaining general preventive care to reduce disease incidence effectively.
