Show simple item record

dc.contributor.advisorJayanegara, Anuraga
dc.contributor.advisorSholeha, Novia Amalia
dc.contributor.authorFebriantoko, Ardiansah
dc.date.accessioned2025-07-16T13:31:16Z
dc.date.available2025-07-16T13:31:16Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165132
dc.description.abstractPemanasan global dan perubahan iklim merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh dunia saat ini. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, termasuk pembakaran bahan bakar fosil, telah menyebabkan peningkatan suhu rata-rata global. Salah satu sumber emisi gas rumah kaca adalah limbah organik kotoran hewan. Salah satu metode untuk mengolah limbah peternakan adalah pembuatan Refuse Derived Fuel (RDF) yang menerapkan konsep waste to energy (WtE). Tantangan utama dalam pengolahan kotoran sapi sebagai RDF adalah memastikan kadar air dan nilai kalori dapat memenuhi standar minimal RDF. Oleh karena itu, proses bio-drying kotoran sapi dilakukan untuk mencapai standar minimum RDF. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan kinerja bio-drying kotoran sapi segar dengan penambahan bakteri termofilik Bacillus sp pada berbagai dosis pada kotoran sapi segar dengan tanpa penambahan bakteri termofilik Bacillus sp. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kotoran sapi dari hasil bio-drying ditinjau dari nilai kalor, pH, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan inokulasi Bacillus sp 106 log cfu ml-1 Kg-1 kotoran sapi mempunyai kinerja bio-drying dan waktu pengeringan paling baik dibandingkan dua perlakuan lainnya (inokulasi Bacillus sp 107 log cfu ml-1 Kg-1 kotoran sapi dan tanpa inokulasi Bacillus sp). Inokulasi kotoran sapi Bacillus sp 106 log cfu ml-1 Kg-1 menghasilkan waktu pengeringan paling cepat (12 hari), kadar air terendah (9,64%), pH baik (7,8) dan nilai kalori tertinggi (2.656,5 Kkal/kg). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kadar air kotoran sapi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai kalorinya, semakin tinggi kadar air kotoran sapi maka semakin rendah nilai kalori yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa kotoran sapi yang dikeringkan dengan teknik bio-drying layak dijadikan sebagai material RDF.
dc.description.sponsorshipPT. Agro Apis Palacio
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEvaluasi Bio-Drying Kotoran Sapi dengan Penambahan Bakteri Termofilik Bacillus sp Sebagai Material Refuse Derived Fuel (RDF)id
dc.title.alternativeEvaluation of Bio-Drying Cow Dung with The Treatment of Adding Thermophilic Bacteria (Bacillus sp) As Refuse Derived Fuel (RDF) Material
dc.typeTesis
dc.subject.keywordEnergi Biomassaid
dc.subject.keywordRDFid
dc.subject.keywordkotoran sapiid
dc.subject.keywordBacillus sp.id
dc.subject.keywordbiodryingid
dc.subject.keywordwaste to energyid
dc.subject.keywordbakteri termofilikid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record