Kekerabatan Rajungan (Portunus pelagicus Linnaeus, 1758) Berdasarkan Marka Gen 16S rRNA Sebagai Dasar Pengelolaan di WPP NRI 572 dan WPP 573
Date
2025Author
Firdaus, Muhammad Roihan
Butet, Nurlisa Alias
Zairion
Metadata
Show full item recordAbstract
Rajungan merupakan Crustacea dengan nilai ekonomi yang tinggi, karena mempunyai permintaan pasar lokal dan ekspor yang tinggi pula. Hal ini menyebabkan rajungan ditangkap dengan intensitas tinggi di perairan Indonesia. Intensitas penangkapannya yang tinggi tanpa adanya pengelolaan yang baik dapat menyebabkan penurunan keragaman genetik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan kekerabatan dan keragaman genetik rajungan yang ditangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) 572 (Labuan) dan WPP-NRI 573 (Cilacap dan Banyuwangi) dengan menggunakan marka gen 16S rRNA sebagai landasan dalam pengelolaan sumber daya rajungan. Dari tiap lokasi diambil tiga sampel rajungan untuk dianalisis molekuler. Semua sampel rajungan yang dianalisis menunjukkan tingkat identifikasi antara 99-100% sebagai Portunus pelagicus. Nilai jarak genetik di antara sampel menunjukkan bahwa kekerabatan mereka cukup dekat dengan nilai di bawah 3%. Pohon filogenetik memperlihatkan bahwa kekerabatan rajungan dari berbagai lokasi sangat dekat, dan keragaman genetik mereka tergolong rendah untuk wilayah Labuan dan Banyuwangi dan tinggi untuk wilayah Cilacap. Keragaman genetik yang rendah di Labuan dan Banyuwangi dikarenakan sudah dalam kondisi over-exploited. Tindakan pengelolaan yang bisa dilakukan meliputi mempertahankan tingkat penangkapan dan evaluasi dengan meningkatkan kegiatan pemantauan di WPP-NRI 573 (Cilacap dan Banyuwangi), sementara untuk WPP-NRI 572 (Labuan) direkomendasikan untuk mengurangi intensitas penangkapan. The blue swimmer crab is a crustacean with high economic value, as it has high local and export market demand. This has led to a high intensity of blue swimmer crab fishing in Indonesian waters. The high intensity of capture without good management can lead to a decrease in genetic diversity. This study aims to investigate the kinship and genetic diversity of blue swimmer crab caught in the Indonesian State Fisheries Management Area (WPP-NRI) 572 (Labuan) and WPP-NRI 573 (Cilacap and Banyuwangi) using 16S rRNA gene markers as a basis for managing blue swimmer crab resources. From each location, three blue swimmer crab samples were taken for molecular analysis. All blue swimmer crab samples analyzed showed identification rates between 99-100% as Portunus pelagicus. Genetic distance values among the samples showed that they were quite close with values below 3%. The phylogenetic tree showed that the relatedness of blue swimmer crabs from various locations was very close, and their genetic diversity was low for Labuan and Banyuwangi regions and high for Cilacap region. Low genetic diversity in Labuan and Banyuwangi is due to over-exploited condition. Management actions that can be taken include maintaining fishing levels and evaluation by increasing monitoring activities in WPP-NRI 573 (Cilacap and Banyuwangi), while for WPP-NRI 572 (Labuan) it is recommended to reduce fishing intensity.
