Show simple item record

dc.contributor.advisorYonvitner
dc.contributor.advisorAkmal, Surya Gentha
dc.contributor.authorWardhana, Ari Gunawan
dc.date.accessioned2025-07-15T06:01:03Z
dc.date.available2025-07-15T06:01:03Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165001
dc.description.abstractTeluk Bintuni merupakan salah satu wilayah penting di Indonesia Timur yang memiliki potensi ekologis tinggi, khususnya bagi keberadaan mamalia laut. Keberadaan mamalia laut sangat bergantung pada kondisi ekosistem yang stabil, termasuk kualitas air, ketersediaan makanan, dan ruang hidup yang memadai bebas dari gangguan. Namun, hingga saat ini, informasi mengenai pemetaan dan karakteristik habitat mamalia laut di Teluk Bintuni masih terbatas. Seiring dengan peningkatan aktivitas di Teluk Bintuni, maka diperlukan pemetaan habitat mamalia laut untuk menyelaraskan antara rencana pemanfaatan ruang dengan kelestarian mamalia laut. Studi ini bertujuan untuk mengamati keberadaan mamalia laut dan menganalisis karakteristik parameter lingkungan untuk menduga sebaran habitat mamalia laut di Teluk Bintuni. Data dikumpulkan dari penelitian tahun 2017, 2019 dan 2025 di Teluk Bintuni dimana pengamatan mamalia laut dilakukan sepanjang alur (track) yang sudah ditentukan dan pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan di 16 titik. Parameter lingkungan yang dianalisis meliputi kekeruhan, suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), klorofil-a dari data tahun 2017, 2019 dan 2025, dan kedalaman perairan dari data tahun 2025. Data perjumpaan mamalia laut kemudian diinput dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menghasilkan peta sebaran lokasi perjumpaan mamalia laut per tahun pengambilan data maupun gabungan. Sementara data parameter lingkungan dianalisis menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW), reclassify, intersect overlay dan union overlay dalam SIG. Hasil input lokasi perjumpaan mamalia laut menunjukkan sebaran mamalia laut di Teluk Bintuni per tahun data (2017, 2019 dan 2025) menyebar di bagian tengah, utara dan selatan dari Teluk Bintuni. Lokasi dengan perjumpaan terbanyak setiap tahunnya berada di sisi timur atau dalam teluk. Terlihat pergeseran lokasi perjumpaan untuk setiap tahun pengambilan data yang disebabkan kebutuhan mencari makan dan mencari lokasi dengan kondisi lingkungan yang lebih sesuai. Analisis interpolasi IDW menghasilkan peta sebaran setiap parameter kunci di seluruh area penelitian per tahun data. Peta ini kemudian ditumpangsusunkan (overlay) dengan peta sebaran lokasi perjumpaan mamalia laut. Dengan overlay ini, maka nilai setiap parameter lingkungan kunci di lokasi perjumpaan mamalia laut dapat didefinisikan. Nilai-nilai parameter lingkungan kunci di setiap lokasi perjumpaan mamalia laut ini kemudian dibuat kisaran (range) datanya dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Range untuk setiap parameter lingkungan kunci per tahunnya adalah pada tahun 2017 kisaran kekeruhan 0,6-61,0 NTU, suhu 30,0-31,4 0C, salinitas 14,3-31,1 ppt, kadar oksigen 5,3-6,6 mg/L, dan klorofil-a 3,6-10,1 µg/L. Tahun 2019 kisaran kekeruhan 0,5-8,05 NTU, suhu 30,4-32,1 0C, salinitas 23,7-30,1 ppt, kadar oksigen 5,3-6,5 mg/L, dan klorofil-a 2,2-6,0 µg/L. Sementara tahun 2025 menunjukkan parameter kekeruhan berada pada selang 0,2-16,7 NTU, suhu 24,7-27,4 0C, salinitas 21,9-29,3 ppt, oksigen terlarut 4,10-6,30 mg/L, klorofil-a 5,38-49,10 µg/L dan kedalaman 10-51 m. Berdasarkan range masing-masing parameter kunci kemudian dilakukan analisis dengan metode reclassify terhadap peta hasil interpolasi IDW setiap parameter lingkungan kunci. Hasil dari proses ini adalah area yang sesuai untuk habitat mamalia laut untuk setiap parameter lingkungan kunci. Analisis dilanjutkan dengan metode intersect dan union untuk menghasilkan kesesuaian area habitat mamalia laut data gabungan dari setiap parameter lingkungan kunci. Hasil intersect dan union menunjukkan preferensi area yang sesuai sebagai habitat mamalia laut di Teluk Bintuni sekitar 32,87% dari luas total area penelitian. Untuk melihat tingkat akurasi dari peta preferensi habitat ini dilakukan pemodelan distribusi spesies menggunakan MaxEnt. Hasil MaxEnt menunjukan nilai area di bawah kurva operator penerima (Area Under Curve, AUC) sebesar 0,984, yang berarti terdapat probabilitas 98% untuk mamalia laut bahwa pemilihan acak dari catatan keberadaan memiliki skor model yang lebih besar daripada pemilihan acak dari catatan ketidakhadiran. Hasil preferensi habitat mamalia laut ini kemudian ditumpangsusunkan dengan peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat. Berdasarkan peta tumpang susun ini terlihat lokasi preferensi mamalia laut tumpang tindih dengan kawasan konservasi, perikanan tangkap, pertambangan migas, sistem jaringan telekomunikasi, alur pelayaran dan sistem jaringan migas. Untuk memastikan kegiatan yang dilakukan di alokasi ruang tidak menyebabkan dampak terhadap mamalia laut, maka disusun upaya pengelolaan untuk setiap alokasi ruang. Upaya pengelolaan ini dapat menjadi bagian dari revisi rencana tata ruang untuk diintegrasikan pada peraturan pemanfaatan ruangnya. Pada akhirnya diharapkan tercipta tata kelola habitat mamalia laut untuk memastikan terjaganya kelestarian mamalia laut sekaligus menjamin terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan di Teluk Bintuni.
dc.description.sponsorshipPenyedia dana penelitian: PKSPL-IPB
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleTata Kelola Habitat Mamalia Laut di Perairan Teluk Bintuni, Papua Baratid
dc.title.alternative
dc.typeTesis
dc.subject.keywordHabitatid
dc.subject.keywordtata kelolaid
dc.subject.keywordTeluk Bintuniid
dc.subject.keywordMamalia Lautid
dc.subject.keywordParameter Lingkungan Kunciid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record