Show simple item record

dc.contributor.advisorSudrajat, Agus Oman
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.advisorSoelistyowati, Dinar Tri
dc.contributor.authorAdi, Muhammad Arsal Bayu
dc.date.accessioned2025-07-14T22:57:20Z
dc.date.available2025-07-14T22:57:20Z
dc.date.issued2025
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164963
dc.description.abstractIkan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan digemari masyarakat. Seiring meningkatnya permintaan pasar, kebutuhan akan produksi benih kakap putih juga mengalami peningkatan setiap tahunnya yakni sebesar 4,1% antara tahun 2016 dan 2020. Namun, salah satu kendala utama dalam produksi benih kakap putih adalah tingginya tingkat kanibalisme, yang menyebabkan sekitar 32,4% dari total kematian benih dengan tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 40–60%. Perilaku kanibalisme pada benih kakap putih erat kaitannya dengan agresivitas, yang dipicu oleh interaksi sosial, stres akibat kepadatan tinggi, dan ketidakseimbangan serotonin di otak. Serotonin merupakan neurotransmiter yang berperan penting dalam menekan perilaku agresif pada vertebrata. Salah satu pendekatan potensial untuk mengendalikan kanibalisme adalah melalui peningkatan kadar serotonin, salah satunya dengan suplementasi 5-Hydroxytryptophan (5-HTP) atau oxitriptan melalui pakan. Oxitriptan merupakan prekursor alami dalam biosintesis serotonin. Namun, hingga kini belum ada penelitian yang mengevaluasi efektivitas oxitriptan dalam menekan kanibalisme pada benih kakap putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran dan dosis optimal oxitriptan dalam menurunkan tingkat kanibalisme, serta meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih kakap putih. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan, yaitu: tanpa penambahan asam amino (K), penambahan triptofan 5% g?¹ bobot ikan (T), serta penambahan oxitriptan masing-masing sebesar 5 µg g?¹ (O5), 10 µg g?¹ (O10), dan 15 µg g?¹ bobot ikan (O15). Hewan uji dalam penelitian ini menggunakan 1.300 ekor benih ikan kakap putih dengan panjang rata-rata 3,48 ± 0,15 cm dan bobot rata-rata 1,00 ± 0,1 g. Ikan dipelihara dalam sistem flow-through selama 30 hari tanpa proses grading. Pakan diberikan tiga kali sehari pada pukul 08.00, 11.00, dan 14.00 dengan feeding rate sebesar 15% dari biomassa ikan. Parameter yang diamati antara lain; kanibalisme, kinerja pertumbuhan, kadar hormon, dan kadar glukosa. Parameter kanibalisme meliputi total kanibalisme, kanibalisme tipe I dan II, dan tingkat kelangsungan hidup (survival rate, SR). Kinerja pertumbuhan meliputi perhitungan pertumbuhan panjang mutlak (PPM) dan pertumbuhan bobot mutlak (PBM), penghitungan laju pertumbuhan spesifik bobot (LPSB) dan panjang (LPSP). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi oxitriptan (O5, O10, dan O15) secara signifikan (P<0,05) menurunkan tingkat kanibalisme tipe I (masing-masing 9,33%; 10,67%; dan 13,33%), tipe II (5,44%; 10%; dan 12,67%), dan total kanibalisme (14,67%; 20,67%; dan 26%) dibandingkan kontrol (K). Menurunnya indeks kanibalisme, maka meningkatkan SR pada perlakuan suplementasi oxitriptan. Selama 30 hari pemeliharaan, kanibalisme tipe II (pemangsaan seluruh tubuh) mendominasi menyebabkan kematian pada benih sebesar 57% dibandingkan dengan tipe I yakni 43%, hal tersebut mengindikasikan benih kakap putih tergolong sangat agresif. Peningkatan dosis oxitriptan pada pakan berpengaruh nyata (P<0,05) menekan kinerja pertumbuhan benih. O5 mendapatkan indeks pertumbuhan panjang (PPM dan LPSP) terbaik, indeks pertumbuhan panjang menurun seiring peningkatan dosis. Parameter pertumbuhan bobot (PBM dan LPSB) tertinggi pada perlakuan kontrol. Namun pada parameter total panjang akhir dan biomassa, perlakuan O10 lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol masing-masing sebesar 329,16 cm dan 252,78 cm: dan 272,51 g dan 257,96 g (p<0,05). Secara ekonomis perlakuan O10 lebih menguntungkan dibandingkan perlakuan lainnya karena besaran harga yang didapatkan berdasarkan total panjang akhir dari siklus tersebut. Secara fisiologis, suplementasi oxitriptan meningkatkan kadar serotonin dan estradiol-17ß, sedangkan parameter glukosa mengalami peningkatan dan penurunan akibat tingkat kepadatan yang tinggi. Hasil pengamatan parameter kualitas air selama penelitian berada pada kisaran normal dan tidak terjadi fluktuasi secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik yakni 10 µg g?¹ ikan secara signifikan dapat menurunkan kanibalisme serta meningkatkan SR dengan persentase yang sama yakni sebesar 20,67%, dibandingkan kontrol. Oxitriptan dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi kanibalisme, meningkatkan kelangsungan hidup, serta meningkatkan total panjang akhir dan biomassa benih kakap putih.
dc.description.sponsorship
dc.language.isoid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEvaluasi Pemberian Oxitriptan Melalui Pakan terhadap Pengendalian Kanibalisme dan Pertumbuhan Benih Ikan Kakap Putih Lates calcariferid
dc.title.alternativeEvaluation of Oxitriptan Administration through Feed to Control Cannibalism and Growth of Asian Seabass Lates calcarifer Fry
dc.typeTesis
dc.subject.keywordKanibalismeid
dc.subject.keywordPertumbuhanid
dc.subject.keywordBenih kakap putihid
dc.subject.keywordSerotoninid
dc.subject.keywordOxitriptanid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record