Isolation and Identification of Staphylococcus aureus in Pasteurized and UHT Milk with Different Flavors and Packaging
Abstract
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang dikenal karena
kemampuannya bertahan hidup dalam produk susu, sehingga menimbulkan risiko
yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat meskipun telah diberi perlakuan
suhu tinggi seperti pasteurisasi dan UHT. Menyadari kerentanan produk berbasis
susu terhadap kontaminasi, penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi S.aureus dalam susu pasteurisasi dan UHT dengan kemasan
berbeda yang tersedia di pasaran di Dramaga, Bogor. Sebanyak tujuh belas sampel
dievaluasi dalam tiga kelompok terpisah, masing-masing dengan tanggal
kedaluwarsa yang berbeda. Rasa yang dipilih adalah original, coklat dan stroberi
berdasarkan ketersediaan di pasaran. Isolasi dilakukan dengan menggunakan
Mannitol Salt Agar, diikuti dengan uji biokimia termasuk pewarnaan Gram, uji
katalase, fermentasi glukosa dan fermentasi manitol. Hasil penelitian menunjukkan
adanya S. aureus dalam tiga sampel dari susu UHT dari kelompok pertama di semua
rasa yang diuji. Sekitar 5,9% dari hasil uji positif mengandung Staphylococcus
aureus. Jumlah total sampel positif berkisar antara 1.0 × 101 hingga 1.0 ×
103 CFU/ml, yang menunjukkan variasi tingkat kontaminasi yang kemungkinan
terkait dengan jenis kemasan dan penanganan pasca-pemrosesan. Tidak ditemukan
S. aureus dalam susu yang dipasteurisasi atau dalam kelompok susu UHT lainnya,
sejalan dengan standar nasional untuk batas mikroba di Indonesia. Diduga potensial
kontaminasi meliputi praktik kebersihan yang tidak memadai, kesalahan produksi
dan pemrosesan, kondisi penyimpanan yang tidak optimal, dan kemungkinan
kesalahan manusia selama penanganan dan analisis sampel. Staphylococcus aureus is a pathogenic bacterium known for its’ ability to
survive in dairy products, posing significant risk to public health despite the
application of high-temperature treatments such as pasteurization and UHT
processing. Recognizing the vulnerability of milk-based products to contamination,
this study aimed to isolate and identify S.aureus in pasteurized and UHT milk with
different packaging available in the market in Dramaga, Bogor. A total of seventeen
samples were evaluated in three separate batches, each with different expiry dates.
The chosen flavors were original, chocolate and strawberry based on availability in
the market. Isolation was performed using Mannitol Salt Agar, followed by
confirmatory biochemical tests including Gram staining, catalase test, glucose
fermentation and mannitol fermentation. The results revealed the presence of S.
aureus in three samples from UHT milk from the first batch across all flavors tested.
Approximately 5.9% of the test results were positive for Staphylococcus aureus.
The total plate count of positive samples ranged from 1.0 × 101 to 1.0×
103 CFU/ml indicating variation in contamination levels likely relating to
packaging types and post-processing handling. No S. aureus was found in
pasteurized milk or in other batches of UHT milk, which aligns with national
standards for microbial limit in Indonesia. Key findings indicated that potential
sources of contamination included inadequate hygiene practices, manufacturing
and processing errors, suboptimal storage conditions, and possible human errors
during the handling and analysis of samples.
