| dc.description.abstract | Ginjal adalah organ penting yang berfungsi menjaga homeostasis tubuh.
Paparan terhadap zat beracun atau obat-obatan tertentu dapat menyebabkan
kerusakan pada ginjal. Salah satu zat yang diketahui dapat menyebabkan kerusakan
ginjal adalah bleomycin. Penggunaan obat herbal bisa digunakan sebagai terapi
alternatif. Herba ciplukan (Physalis angulata) telah lama dimanfaatkan sebagai
tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak
herba ciplukan terhadap perubahan histopatologi ginjal pada tikus yang diinduksi bleomycin. Total 21 ekor tikus dibagi ke dalam tujuh kelompok. Semua kelompok
perlakuan diberikan bleomycin kecuali kelompok normal. Perlakuan terdiri dari
akut (14 hari) dan kronis (51 hari), masing-masing terdiri dari kelompok kontrol
negatif, kelompok normal, kelompok herba ciplukan dosis 50 mg/kgBB dan 100
mg/kgBB. Parameter penelitian ini yaitu histopatologi ginjal. Analisis data
menggunakan uji non-parametrik Kruskal Wallis dan uji Dunn’s. Hasil pengamatan
histopatologi menunjukkan bahwa pemberian bleomycin mengakibatkan beberapa
kerusakan seperti hemoragi, edema, vasodilatasi, cast hyalin, infiltrasi sel radang,
kongesti, degenerasi dan atrofi tubulus, dan fibrosis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian herba ciplukan memiliki perbedaan yang signifikan dengan
kelompok kontrol negatif. Dosis ekstrak ciplukan 50 mg/kg BB dan 100 mg/kg BB
menurunkan derajat kerusakan yang sama seperti edema, infiltrasi sel radang dan
nekrosis tubulus. Dosis optimal dalam penelitian ini yaitu 50 mg/kgBB. | |