Show simple item record

dc.contributor.advisorGirindra, Aisyah
dc.contributor.advisorBahri, Sjamsul
dc.contributor.advisorRachmawati, Sri
dc.contributor.authorLukman, Mohamad
dc.date.accessioned2025-07-08T03:55:39Z
dc.date.available2025-07-08T03:55:39Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164208
dc.description.abstractAflatoksin adalah senyawa toksik yang termasuk metabolit sekunder dari kapang Aspergillus sp yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ternak maupun manusia. Kontaminasi aflatoksin pada pakan ternak dapat menyebabkan aflatoksikosis. Aflatoksin mempunyai sifat karsinogenik, teratogenik dan mutagenik. Oleh karenanya pemantauan kontaminasi aflatoksin pada pakan dan produk pakan harus terus menerus dilakukan dengan uji yang cepat, sensitif, spesifik dan mudah dilaksanakan. Teknik ELISA adalah suatu teknik imunokimia yang didasarkan pada prinsip pengikatan antara antigen dan antibodi. enguthisan hanya untuk kes Dalam penelitian ini, antibodi poliklonal diperoleh dari dua ekor hewan kelinci (kelinci I dan II) yang diimunisasi dengan konjugat aflatoksin B₁ (AFB₁)-BSA (bovine serum albumin) dalam emulsi freund's complete dan incomplete adjuvan. Antibodi yang telah diperoleh diuji aktivitasnya terhadap antigen AFB-BSA dengan teknik indirect ELISA pada konsentrasi antibodi (Ab)-antigen (Ag)-konjugat (Konj) = 1:100-1:1000-1:2000. Juga dilakukan uji spesifikasi antibodi terhadap AFB-BSA dan BSA pada beberapa nilai konsentrasi Ab-Ag-Konj. Penetapan kondisi optimal yang efektif, efisien, dan sensitif untuk ELISA AFB, dilakukan dengan teknik indirect inhibition ELISA pada beberapa komposisi nilai konsentrasi Ab: Ag: Konj dan pada penambahan standar AFB, 0-1000 ng/ml. Kondisi optimal ditetapkan dengan membandingkan nilai linieritas (R) kurva standar masing-masing komposisi Ab-Ag-Konj. Kondisi optimal yang telah diperoleh digunakan untuk uji reaksi silang antibodi dengan aflatoksin jenis lain yaitu: AFB2, AFG1, dan AFG2, penentuan konsentrasi terendah AFB, yang masih dapat terdeteksi serta uji perolehan kembali pada pakan ayam, jagung, dan hati ayam dengan teknik indirect inhibition ELISA. Hasil uji aktivitas antibodi dari kelinci I dan II memberikan respon terhadap antigen AFB-BSA. Antibodi lebih merespon /spesifik terhadap AFB-BSA dibanding terhadap BSA. Dan dapat juga bereaksi dengan AFB2, AFG1, dan AFG₂ namun respon yang diberikan lebih rendah dan kurang spesifik. Untuk teknik indirect ELISA AFB, diperoleh kondisi optimal dengan komposisi Ab-Ag-Konj. 1:1000-1:3200-1:4000 dan konsentrasi aflatoksin terendah yang masih dapat terdeteksi yaitu 0.05 ng/ml. Hasil uji perolehan kembali dengan penambahan standar AFB, dari 12,5-100 ng/ml pada pakan ayam, jagung dan hati ayam didapat persen rata-rata perolehan kembali masing-masing sebesar 96,9%, 103,1% dan 94,7%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleTeknik Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) untuk Aflatoksin B₁ (Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Technique for Aflatoxin B₁).id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record