| dc.description.abstract | Dewasa ini, impor kedelai di Indonesia terus meningkat dan belum mampu diimbangi oleh kestampuan produksi nasional. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kedelai adalah melalui program ekstensifikasi yang dapat dilakukan di luar Pulau Jawa. Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program ini adalah bahwa sebagian besar daerah perluasan baru di luar Pulau Jawa bersifat asain (pH<5) dengan kadar logam Fe dan Al yang tinggi.
Bradyrhizobium japonicum adalah bakteri bintil akar yang dapat bersimbiosis dengan tanaman kedelai untuk memfiksasi nitrogen dari udara. Beberapa galur B. japonicum dilaporkan bersifat resisten logam Fe dan Al. Sifat inilah yang melandasi penelitian, dengan tujuan untuk mempelajari akumulasi logam Fe dan Al serta kadar nitrogen pada kedelai yang diinokulasi galur B. japonicum dibandingkan desaan tanaman kontrol tanpa inokulasi.
Galur bakteri Bj 38 dan BDG 10 digunakan sebagai inokulan kedelai Wilis. Larutan hara yang digunakan mengandung logam Fe (200 ppin) dan Al (200 ppm). Waktu panen dilakukan setelah 42 hari sejak tanam. Analisis yang dilakukan diantaranya adalah kadar logam Fe dan Al pada tanaman bagian atas, akar dan larutan hara dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS), dan kadar N-total tanaman (metode Kjeldahl). Selain itu dilakukan pula pengamatan terhadap bobot kering tanaman bagian atas, dan bobot kering bintil akar. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL).
Hasil penelitian menunjukkan balıwa akuinulasi logam Fe dan Al pada tanaman bagian atas yang diinokulasi galur bakteri umumnya lebih kecil dari kontrol tanpa inokulasi namun diberi penambahan Nitrogen sebesar 70 ppm. Kisaran kadar Fe tanaman bagian atas yang diinokulasi adalah 50,70% 73.30%, sedangkan kisaran Al 47,60%-95,00% dari kadar tanaman yang tidak diinokulasi namun diberi penambahan Nitrogen sebesar 70 ppm. Keadaan yang sama terjadi pada bagian akar tanaman. Kisaran kadar Fe akar tanaman yang diinokulasi adalah 3.75% -4,90%, sedangkan kisaran Al 46.50% -93,00%.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemanfaatan galur Bj 38 dan BDG 10 sebagai inokulan kedelai dalam kondisi tercekam logam Fe dan Al dapat meningkatkan kadar N-Total. Kadar N-Total tanaman yang tidak diinokulasi namun diberi penambahan Nitrogen sebesar 70 ppm adalah sebesar 1,62%, sedangkan kadar N-Total tanaman yang diinokulasi berkisar antara 2,27% 3,03%. Selain itu terjadi pula peningkatan bobot kering tanaman bagian atas dan bobot kering bintil akar. Galur Bj 38 menunjukkan respon yang relatif lebih baik dibandingkan BDG 10. Penambahan nitrogen sebesar 35 ppm terhadap tanaman yang diinokulasi dapat meningkatkan kadar N-Total dan bobot kering tanaman bagian atas | id |