| dc.description.abstract | Pengendalian gulma dengan herbisida sintetik seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan dan makhluk hidup. Oleh karena itu, banyak dicari senyawa alami yang dapat dikembangkan sebagai herbisida baru. Salah satunya adalah asam 8-aminolevulinat (ALA). Produksi ALA sintetik rumit dan relatif mahal sehingga banyak dicoba untuk memproduksinya secara biologis. R. sphaeroides adalah mikroorganisme yang banyak diteliti untuk maksud tersebut karena mampu tumbuh secara fotoheterotrof dengan membentuk kompleks pemanen cahaya yang banyak mengandung bakterioklorofil. Kebutuhan bakterioklorofil yang meningkat akan memicu sistesis ALA dalam jumlah besar, yang sebagian diekskresikan oleh R. sphaeroides ke luar sel. Galur R. sphaeroides yang digunakan dalam penelitian ini adalah galur CLla, yaitu mutan yang tidak mampu membentuk kompleks pemanen cahaya B800-850 (LH II).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa R. sphaeroides CLla merupakan mutan yang tidak stabil. Mutasi balik selalu terjadi pada galur tersebut apabila ditumbuhkan secara fotoheterotrof. Laju mutasi balik pada R. sphaeroides CLla (PAS607A) sangat lambat dibandingkan dengan CLla (pRK415) dan CLla (pAS608A). Introduksi fusi translasi pucB':: hemT (PAS607A) menurunkan kemampuan R. sphaeroides CLla dalam menghasilkan ALA ekstraselular dan kompleks pemanen cahaya (B800-850 dan B875). Sedangkan fusi transkripsi pucB':: hemA (PAS608A) mampu meningkatkan biosintesis ALA dan kompleks B800-850 dan B875 pada galur rekombinan tersebut. | id |