Analisis Kemungkinan Penggunaan Ulang Rolling oil dalam Buangan Proses Penipisan Pelat baja. (Analysis on Reuse Potency of Rolling oil in Residue of Steel Rolling Process)
Abstract
Dalam proses penipisan pelat baja digunakan pelumas yang bertujuan untuk melindungi permukaan pelat baja dan roll dari kerusakan dan juga bertujuan untuk mendinginkan. Pelumas ini lebils dikenal dengan rolling oil, dan hingga saat ini masih merupakan bahan impor. Dari hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pelumas ini menggunakan bahan dasar minyak sawit yang dimodifikasi. Untuk proses produksi pelumas ini di dalam negeri masih banyak kendala, maka salah satu alternatif ialah menggunakan kembali rolling oil yang terdapat dalam buangan (limbah) proses penipisan pelat baja. Pemakaian ulang ini selain bertujuan untuk penghematan juga untuk menjaga kualitas lingkungan melalui minimisasi limbah (sludge) hasil proses penipisan pelat baja.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara perolehan rolling oil dari residu (sludge) hasil proses penipisan pelat baja. Metode yang digunakan adalah ekstraksi cair-cair dalam medium berair. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hasil ekstraksi yang meliputi analisis sifat fisiko kimia (bilangan asam, bilangan penyabunan dan bilangan iod), komposisi asam lemak dengan kromatografi gas, analisis molekuler dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Selain itu juga dilakukan pemisahan fraksi berdasarkan gradien elusi dengan teknik kromatografi kolom klasik.
Dari percobaan didapatkan bahwa kandungan rolling oil pada residu adalah 57% dari contoh eks separator (sentrifus) dan 68% dari contoh dari saringan magnetik. Ekstraksi dengan asam dan air mempunyai rendemen antara 25-56%. Sifat fisiko kimia, bilangan asam, bilangan iod dan bilangan penyabunan berturut-turut adalah sebagai berikut 42-67, 40-52 dan 139-172 untuk contoh eks sentrifugasi, dan 3-11, 40-44 dan 113-164 untuk contoh dari eks saringan magnetik. Komposisi fraksi benzena (kelompok trigliserida), fraksi benzena dietil eter (9:1) (kelompok digliserida dan asam lemak bebas) dan fraksi dietil eter (kelompok monogliserida) berturut-turut adalah 40.28%. 22.93%, 8.82% dan 5.89% untuk contoh dari sentrifugasi dan 89.11%, 4.67%, 2.10% dan 0.46 % untuk contoh dari saringan magnetik. Semua fraksi asam lemak lebih kecil dari pada rolling oil segar kecuali untuk asam laurat (C12). Pemisahan dengan kromatografi cair kinerja tinggi menunjukkan persamaan pola kromatogram antara contoh dan rolling oil segar. Perbedaan sifat fisiko kimia dan komposisi asam lemak ini menunjukkan bahwa terjadi kerusakan selama proses rolling seperti dekarboksilasi, hidrolisis ester, adisi ikatan rangkap, pemutusan rantai dan polimerisasi. Dari sifat-sifat diatas dapat disimpulkan bahwa rolling oil yang terdapat dalam contoh (sludge) memungkinkan untuk digunakan kembali dengan mencampurkannya dengan rolling oil segar. Penelitian tentang sifat-sifat fisik dan unjuk kerja pelumas lainnya masih diperlukan untuk melengkapi rekomendasi dari kesimpulan ini.
Collections
- UT - Chemistry [2295]
