| dc.description.abstract | Penelitian mengenai tanaman obat dan pencarian sumber obat baru perlu terus dilakukan untuk mendapatkan sumber devisa baru. Pengujian aktivitas antibakteri tumbuhan tanganan menunjukkan bahwa ranting tanaman ini memiliki aktivitas tertinggi dibandingkan dengan daun dan buahnya. Berdasarkan hasil tersebut maka dipilih ranting tanaman ini untuk disolasi dan dikarakterisasi senyawa antibakterinya. Senyawa tersebut diisolasi dengan ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, n-butanol, dan air. Fraksi-fraksi yang didapatkan diuji aktivitas antibakterinya. Fraksi II dari ekstrak kloroform memiliki aktivitas antibakteri tertinggi sehingga fraksi ini dipisahkan dengan kromatografi kolom. Kromatografi kolom awal menghasilkan 11 fraksi dengan aktivitas antibakteri tertinggi dimiliki oleh fraksi ke-8 yang keluar dengan elsen etil asetat. Fraksi ke-8 dimurnikan dengan kromatografi kolom lanjutan dan direkristalisasi. Rekristalisasi menghasilkan senyawa x yang berwarna putih dan amorf dengan rendemen 1,2% dari ekstrak kasar Senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli pada konsentrasi 1%.
Berdasarkan data spektrum ultraviolet, inframerah, resonansi magnet inti 'H dan "C, serta spektrum massanya, senyawa antibakteri dari ranting tanganan dapat ditetapkan sebagai fitosterol glikosida terasilasi, yaitu 3-0-(6-palmitoil)-β-D-glukopiranosil stigmasterol (Cs) HasO10, BM 813,25 g/mol). Senyawa ini pernah ditemukan oleh Lavaud et al. (1994) dari tumbuhan Myrsine pellucida. | id |