View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Forestry
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Forestry
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Kajian Pembentukan Kayu Pada Pohon Cepat Tumbuh dan Lambat Tumbuh Berdasarkan Pinning Method

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (2.359Mb)
      Fulltext (3.318Mb)
      Lampiran (1.234Mb)
      Date
      2025
      Author
      Mpapa, Bahidin Laode
      Wahyudi, Imam
      Rahayu, Istie Sekartining
      Detti, Andi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Pembentukan kayu baik pada pohon cepat maupun yang lambat tumbuh pada periode tertentu berbasis pinning method di Indonesia belum pernah diteliti. Padahal proses tersebut dapat menginformasikan tingkat laju pertumbuhan dan waktu terbentuknya sel-sel baru serta healing time yang dibutuhkan setelah batang pohon dilukai. Penelitian ini juga mengevaluasi mutu pertumbuhan pohon, menganalisis elemen kimia kayu serta memperkenalkan alat pinning masa depan. Konsep pelukaan dengan metode pinning didasarkan pada pengalaman sederhana bahwa kambium pohon sangat responsif terhadap dampak eksternal. Penelitian ini dilakukan di Desa Bunga Kecamatan Luwuk Utara Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Jenis pohon yang diamati adalah jabon merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil) mewakili pohon cepat tumbuh dan jati (Tectona grandis Linn.f) konvensional mewakili pohon lambat tumbuh. Sel-sel baru yang terbentuk dan healing time yang dibutuhkan diamati di Pusat Standarisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Pustarhut) Bogor; sedangkan analisis elemen kimia kayu menggunakan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM EDS) di Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri. Pembuatan alat pinning dilakukan di Bengkel Las Bubut Bimasakti Bogor. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pohon jabon merah dan jati yang ditanam di lokasi berkoordinat 00o52’26.23” LS dan 122o54’04.19” BT dengan ketinggian 304 meter dari permukaan laut, serta material stainless stell grade 409. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis sel penyusun kayu yang baru dibentuk setiap periode, healing time yang dibutuhkan dan indikator penentu mutu pertumbuhan pohon (diameter setinggi dada/dbh, tinggi total/tt, tinggi bebas cabang/tbc, jumlah cabang/jc, jumlah mata kayu lepas/jmk, tingkat kesilindrisan/tk dan bentuk penampang lintang log/pl). Metode analisis data terdiri dari analisis koefisien korelasi sederhana dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan pohon jabon merah cenderung terus meningkat mulai Januari hingga Desember 2021 dengan riap diameter 2,21 cm/tahun; sedangkan jati cenderung fluktuatif di bulan Januari hingga Juni, kemudian meningkat mulai Juli hingga Desember 2021, dengan riap diameter 0,34 cm/tahun. Rata-rata dbh, tt, tbc, jc, jmk, tk dan pl kedua jenis pohon berbeda. Pada jabon merah nilai tersebut berturut-turut adalah 19,7 cm (18,8-21,3 cm) untuk dbh, 18,7 m (17,3-19,6 m) untuk tt, 11,1 m (9,9-13,3 m) untuk tbc, 19,3 batang (17-21 batang) untuk jc, 14,7 buah (9-20 buah) untuk jmk, batang silindris dengan permukaan log yang cenderung bulat. Pada jati, rata-rata dbh 16,5 cm (14,3-18,2 cm), rata-rata tt 8,7 m (7,7-9,8 m), rata-rata tbc 6,3 m (5,4-7,9 m), rata-rata jumlah cabang 24 (21-28), rata-rata jumlah mata kayu lepas 8,7 buah (6-11 buah), batang silindris dengan permukaan log bulat sampai berlekuk. Proporsi elemen kimia kayu jabon merah dan jati yang terdeteksi menggunakan SEM EDS setelah penerapan pinning selama setahun juga bervariasi. Kayu jabon terdiri dari 50,23% karbon, 46,34% oksigen, 2,38% kalsium, 0,80% kalium dan 0,76% silikon; sedangkan pada kayu jati berturut-turut 55,66% karbon, 39,30% oksigen, 0,33% kalsium, 0,32% magnesium, 0,22% kalium dan 4,56% silikon. Alat pinning yang dibuat berbahan stainless steel anti karat berbentuk T yang dilengkapi jarum berdiameter 1, 2 dan 3 mm. Cara penggunaannya cukup sederhana dan mudah yakni menggenggam alat dengan tangan, memposisikan jarum tegak lurus kulit pohon pada ketinggian setinggi dada (1,3 meter) dari permukaan tanah, menusukkan jarum perlahan-lahan melalui kulit luar sampai ke bagian kayu dekat kambium, menarik alat keluar dan memberikan tanda atau penomoran pada bagian kulit bekas tusukkan.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163903
      Collections
      • DT - Forestry [358]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository