| dc.description.abstract | Teh Hijau (peko, jikeng dan bubuk) direndam dalam enam jenis pelarut, yaitu etanol-air dan aseton-air dengan nisbah 6:4, 7:3 dan 8:2. Dari hasil analisis ragam terhadap uji aktivitas antibakteri rendaman sampel diperoleh dua jenis pelarut yang efektif dalam me-larutkan tanin (golongan katekin), yaitu etanol-air 8:2 dan aseton-air 7:3. Kadar ekstrak ta-nin etanol-air 8:2 lebih banyak dibandingkan aseton-air 7:3, yaitu 14,71% untuk ekstrak etanol-air dan 10,42% untuk ekstrak aseton-air 7:3. Dalam pemisahan ekstrak etanol-air 8:2 dengan cara kromatografi kolom yang menggunakan eluen etanol-air 1:1 diperoleh lima fraksi. Identifikasi dengan menggunakan KLT dua dimensi (TBA t-butil alkohol-asam asetat-air 3:1:1 dan asam asetat 6%) terhadap fraksi-fraksi ini menunjukkan bahwa fraksi B dan D adalah (+)-katekin dan (-)-epikatekin, sedangkan fraksi E diduga (-)-epigalokatekin. Dari uji aktivitas tiap fraksi diperoleh dua fraksi aktif, yaitu fraksi D dan E. Pada konsentrasi 40%, fraksi D memiliki diameter zona hambatan terhadap pertumbuhan S. aureus (19,78 ± 0,05 mm) yang mirip dengan standar antibiotik Gentamisin 10 µg (19,82 ± 0,05 mm) dan fraksi E (23,23 ± 0,05 mm) mirip dengan Kanamisin 30 µg (23,41 ± 0,05 mm). Kedua fraksi aktif ini diduga lebih bersifat toksik terhadap bakteri Gram positif. | id |