Diet Tempe Kedelai Tidak Mengurangi Tingkat Aterosklerosis Aorta Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) yang Hiper-kolesterolemia
View/ Open
Date
1996Author
Ban, Liong
Achmadi, Suminar Setiati
Sulistiyani
Sajuthi, Bondin
Metadata
Show full item recordAbstract
Kadar lipoprotein densitas rendah (LDL) yang relatif tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis, yang selanjutnya menimbul-kan berbagai penyakit kardiovaskular. Oleh karena kebiasaan diet merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya aterosklerosis, maka risiko terjadinya aterosklerosis dapat dikurangi melalui pengaturan diet. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa tempe kedelai (selanjutnya disebut tempe) dan senyawa-senyawa yang terdapat di dalam tempe, mempunyai efek hipo- atau nor-mokolesterolemik. Senyawa tersebut adalah protein kedelai, asam lemak takjenuh, iso-flavon, dan serat pangan, yang banyak ter-dapat di dalam tempe.
Mangkuwidjojo dkk. (1985) dan Mah-mud dkk. (1989), masing-masing menun-jukkan bahwa timbulnya aterosklerosis pada tikus putih (masa percobaan 16 minggu) dan kelinci (masa percobaan enam minggu), dapat dihambat dengan pembe-rian diet tempe. Pada manusia, efek hipo-kolesterolemik tempe dibuktikan oleh Brata-Arbai (1994), yang selama dua minggu memberikan diet tempe kepada manusia dislipidemia. Mengingat semakin mening-katnya kematian manusia akibat dari pe-nyakit yang disebabkan oleh aterosklerosis, maka perlu dilakukan percobaan dengan menggunakan hewan coba yang lebih baik dari sudut pandang persamaannya dengan manusia, yaitu monyet ekor panjang. (Macaca fascicularis) dan dilakukan dengan masa percobaan yang relatif lama.
Collections
- UT - Chemistry [2295]
