Show simple item record

dc.contributor.advisorNORMAN R. A
dc.contributor.advisorT.PURWADARIA
dc.contributor.authorSkripsianti, Arie
dc.date.accessioned2025-07-04T03:30:18Z
dc.date.available2025-07-04T03:30:18Z
dc.date.issued1996
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163853
dc.description.abstractTingginya kandungan serat kasar (60%) di dalam limbah bungkil kelapa dalam bentuk manan (26%), galaktomanan (61%) dan selulosa (13%) menyebabkan rendahnya nilai kecernaan protein dan bahan kering karbohidrat dalam bungkil kelapa sebagai sumber energi bagi metabolisme pertumbuhan berat badan hewan ternak monogastrik. Hal tersebut menyebabkan pemanfaatan limbah bungkil kelapa sebagai sumber baru pakan ternak monogastrik belum optimal. Enzim mananase merupakan suatu enzin yang dapat menguraikan senyawa manan dan galaktomanan menjadi bentuk manosa dan galaktosa sehingga penggunaannya pada campuran pakan ternak monogastrik dapat meningkatkan ketersediaan protein dan bahan kering karbohidrat yang terdapat dalam pakan ternak untuk dapat dicerna olch hewan ternak. Untuk menjaga daya tahan enzim tersebut perlu dilakukan penelitian penambahan bahan aditif yang dapat meningkatkan kestabilannya. Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Ternak, Ciawi, selama enam bulan dengan menggunakan enzim B-mananase dari kapang Eupenicillium javanicum. Enzim mendapat perlakuan dengan penambahan bufer Na-asetat dan Na-sitrat pH 5,5 dan 5,8 dan diamati aktivitasnya setiap tiga puluh menit. Selanjutnya enzim di tambah dengan berbagai kation (Cu, Ca, Mg, Fe² dan Mn²) dengan konsentrasi 3, 6 dan 9 mM pada suhu 27°C. Analisis aktivitasnya dilakukan setiap hari selama delapan hari. Dari prosedur tersebut akan diambil kation terbaik untuk perlakuan enzim ẞ-mananase pada berbagai suhu penyimpanan (4°C, 40°C dan 80°C). Aktivitas enzim diukur berdasarkan modifikasi Purwadaria et al., (1994) dengan suhu inkubasi 40°C. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan dengan penambahan bufer Na-asetat pH 5,8 paling efektif dalam mempertahankan kestabilan enzim dimana hingga menit ke-120 menunjukan aktivitas relatif sebesar 97,1% Penambahan kation Cu², Ca, Mg, Fe dan Mn memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kestabilan enzim ẞ-mananase pada taraf 5% (p<0,05). Dari analisis Duncan terlihat bahwa kation Mn² 3 mM adalah kation yang paling baik dalam mempertahankan kestabilan enzim B-mananase hasilnya menunjukkan tidak berbeda nyata dengan kation Ca dan Cu pada konsentrasi 3,6 dan 9 mM sedangkan kation Fe² pada konsentrasi 6 dan 9 mM serta kation Mg pada tiga konsentrasi yang digunakan menghambat aktivitas enzim tersebut. Penambahan kation Ca dan Cu 3 mM pada suhu penyimpanan 4°C dapat mempertahankan kestabilan enzim ẞ-mananase namun tidak memberikan pengaruhnya pada suhu penyimpanan 40°C dan 80°C.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKestabilan Enzim ẞ-mananase dengan Penambahan Bufer dan Berbagai Kation pada Berbagai Suhu Penyimpanan (The Activity Stability of ß-mannanase with addition of Buffers and Several Cations in Various Storage Temperatures)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record