| dc.description.abstract | Ketersediaan air dan kualitas air bersih dipengaruhi oleh pertumbuhan
penduduk. Seiring dengan pertumbuhan populasi, permintaan akan barang dan jasa
meningkat, yang mengakibatkan peningkatan penggunaan air dan pencemaran.
Pencemaran dari sumber antropogenik telah menurunkan kualitas air dan
mengurangi pasokan air bersih. Daerah Aliran Sungai Cisadane merupakan DAS
prioritas nasional yang mengalami peningkatan lahan terbangun yang signifikan
dalam beberapa tahun terakhir, sehingga diperlukan penilaian ulang terhadap
kualitas airnya.
Studi ini mengkaji korelasi antara perubahan tutupan lahan dan kualitas air
di DAS Cisadane berdasarkan data deret waktu 2019–2022. Delapan parameter
kualitas air yang dianalisis adalah TDS, TSS, BOD5, COD, DO, TP, NO3-N, dan
NH3-N. Klasifikasi mutu air menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) sesuai
dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003, sedangkan
perubahan tutupan lahan dianalisis melalui interpretasi visual menggunakan
ArcGIS dengan skala 1:10.000. Hubungan antara tutupan lahan dan kualitas air
dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air di DAS Cisadane secara
umum tergolong tercemar ringan, dengan pengaruh dari perubahan tutupan lahan.
Peningkatan lahan terbangun sebesar ± 5,5% dalam periode 2019 hingga 2022
berkontribusi terhadap kenaikan kadar BOD5 di beberapa lokasi, seperti Babakan
dan Genteng, yang mengindikasikan meningkatnya pencemaran organik dari
limbah domestik dan aktivitas perkotaan. Sebaliknya, penurunan tutupan vegetasi
sebesar ± 6,3% di beberapa titik pengamatan berkorelasi dengan penurunan DO,
terutama di wilayah hilir seperti Tanjung Burung dan Vihara, yang dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa vegetasi berperan
penting dalam menjaga mutu air dengan mempertahankan keseimbangan
ekosistem, sementara lahan terbangun dan pertanian cenderung meningkatkan
beban pencemar pada air sungai. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi
referensi bagi pemangku kebijakan dalam perencanaan tata ruang DAS Cisadane,
khususnya dalam mengembangkan strategi konservasi lahan dan pengelolaan
limbah untuk meningkatkan kualitas air dan menjaga keberlanjutan sumber daya
air di wilayah ini. | |