Penerapan Metode Regresi Bubungan (Ridge Regression) untuk Mengatasi Kolinear Ganda dalam Pendugaan Fungsi Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesi ke Jepang
Abstract
Masalah kolinear ganda sering ditemukan dalam analisa regresi berganda, terutama pada penerapannya dalam bidang ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dengan Metode Regresi Bubungan dan diterapkan pada pendugaan fungsi ekspor minyak kelapa sawit ke Jepang. Berdasarkan fungsi dugaan yang diperoleh, dilihat faktor yang mempengaruhi fungsi ekspor tersebut dan elastisitasnya.
Pada proses pemilihan nilai Koefisien Bubungan (k), dipilih nilai k pada saat Teras Bubungan memiliki sifat konvergen dan tidak mengalami perubahan tanda. Nilai k yang diperoleh adalah 0,7.
Berdasarkan nilai k=0,7 maka dugaan fungsi ekspor kelapa sawit Indonesia ke Jepang adalah:
E = 0,8928 + 0,0016 PE, 0,0013 NT, 0,0012 QP, 0,0031 QD, + 0,0098 PS, + 0,0008 1, + 0,0529 PD, 7,4989 D- 0,2922 T,.
dengan
volume ekspor minyak kelapa sawit ke Jepang (ribuan ton);
PE: harga ekspor minyak kelapa sawit ke Jepang (US $/ton);
NT: nilai tukar rupiah terhadap dollar (Rp/US $);
QP: volume produksi minyak kelapa sawit domestik (ribuan ton);
QD volume permintaan minyak kelapa sawit domestik (ribuan ton);
PS: harga minyak kedele domestik di Jepang (US $/ton);
I pendapatan perkapita penduduk Jepang (US $);
PD: harga minyak kelapa sawit domestik (Rp/ton);
D: peubah boneka, yang menyatakan kebijaksanaan pemerintah tentang tata niaga minyak kelapa sawit, 1 untuk tahun 1978-1990 dan 0 untuk tahun yang lain;
T peubah kecenderungan yang mewakili perubahan dalam mekanisme ekspor, 11969,2 1970, 25 = 1993;
: periode waktu, 1 1969, 2 1970, ..., 25 = 1993.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volume ekspor kelapa sawit Indonesia ke Jepang adalah nilai tukar rupiah terhadap US $, konsumsi domestik, harga minyak kedele domestik di Jepang, harga minyak kelapa sawit domestik, dan kebijaksanaan pemerintah tentang tata niaga minyak kelapa sawit.
Elastisitas peubah-peubah bebas dalam fungsi ekspor secara agregat bersifat tidak elastis, berarti perubahan peubah-peubah tersebut tidak memberikan respon yang besar terhadap perubahan volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Jepang.
