Show simple item record

dc.contributor.advisorBintang, Maria
dc.contributor.advisorAdijuwana, Hendra
dc.contributor.authorHasan
dc.date.accessioned2025-07-03T02:52:49Z
dc.date.available2025-07-03T02:52:49Z
dc.date.issued1995
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163688
dc.description.abstractYoghurt merupakan bahan pangan berasal dari susu sapi dalam bentuk seperti bubur atau es krim, yang dibuat dengan membubuhi kultur bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus ther-mophilus (Winarno, 1985). Dalam beberapa hal pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan dari segi mutu, dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Pada umumnya melibatkan proses fermentasi bahan pangan oleh mikroorganisme dan sebagai contoh adalah keju dan yoghurt (dari susu), tempe (dari kedelai) dan tape (dari ubi kayu) (Buckle, et al, 1987). Yoghurt mempunyai nilai nutrisi yang lebih baik dari susu dan merupakan minuman yang menyehatkan (Mitsuhashi, 1987; Sellars, 1989), karena dapat dikonsumsi pada intoleransi laktosa dan diduga berfungsi dalam penurunan kolesterol, serta meningkatkan absorpsi kalsium dan dapat sebagai antitumor. Yoghurt yang populer di kalangan masyarakat adalah yoghurt yang berasal dari susu sapi. Yoghurt seperti halnya susu, selain mengandung kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan air juga mengandung mineral yang sangat dibutuhkan tubuh meskipun dalam jumlah kecil, diantaranya adalah kalsium dan fosfor. Bahkan yoghurt memiliki kadar protein yang lebih tinggi daripada susu segar (Direktorat Gizi Depkes RI, 1979)id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengaruh Pemberian Susu dan Yoghurt terhadap Absorpsi Kalsium, Fosfor, dan Fluor pada Mencit (Mus musculus) Galur Balb-Cid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record